JABAR EKSPRES — Kampus Ikhlas, Bandung Film Commision, dan Panitia Jumahaan menggelar diskusi “Menyaksikan Ibu Dipaksa Menjadi Hantu”, dalam rangka rayakan Hari Film Nasional di Kedai Jante, Jalan Garut, No.2 Kota Bandung, pada Jumat 31 Maret 2023.
Diskusi tersebut diambil dari buku yang ditulis pasangan suami istri Annisa Winda Larasati dan Justito Adiprasetyo berjudul, “Memaksa Ibu Menjadi Hantu: Wacana Maternal Horor dalam Film Indonesia Kontemporer (2022)”.
Buku ini diangkat dari tesis Annisa di UGM pada program studi budaya dan media ini memeriksa jejak wacana maternal horor di Indonesia sebanyak 580 film dari tahun 1970-2020, dengan fokus kajian pada film Joko Anwar, Pengabdi Setan (2017) dan Perempuan Tanah Jahanam (2019).
Penulis buku Annisa, menuturkan bagaimana proses penulisan tesis yang kemudian diangkat menjadi buku, berawal dari pengalaman sebagai ibu muda yang saat itu menghabiskan banyak waktu untuk menonton film, salah satunya film horor di Indonesia.
“Waktu tonton film Perempuan Tanah Jahanam waktu itu di tahun 2019, kok ini mendapatkan clue yang sama yah kayak Pengabdi setan di tahun 2017,” kata Annisa
Belum lagi film yang diproduksi oleh Joko Anwar ini berhasil mendapatkan penghargaan terbanyak sepanjang piala citra.
“Pengabdi setan satu-satunya film yang meraih jumlah penonton film horor terbanyak, itu juga sepanjang piala citra yang menang banyak penghargaan,” tutur Annisa
Dari kedua film besutan Joko Anwar itu, Annisa mendapatkan benar merah mengenai tokoh film tersebut yang menampilkan sosok ibu menjadi hantu.
“terus melihat ada benang merah dari kedua film itu kenapa yah sosok ibunya jadi monster jadi yang jahat,” jelas dia.
“Saya sebagai ibu baru, ngobrol dengan suami, eh ini seru ada benang merah yang sama pengabdi setan dan perempuan tanah jahanam dan dua-duanya high secara prestasi dan film horor,” lanjut dia.
Ia mempertanyakan mengapa sang ibu yang seharusnya menyayangi dan merawat keluarga dan anaknya menjadi sosok monster penuh teror dalam film Indonesia.