Akhirnya, berkat bantuan Kader JKN, saya dan keluarga didaftarkan sebagai peserta UHC yang iurannya dibayarkan oleh Pemkot Bandung. Kalau harus berobat pakai biaya sendiri, sepertinya tidak sanggup,” ujarnya.
Use ingat betul, saat kepesertaan JKN miliknya dan keluarga sudah aktif kembali, ia langsung membawa anaknya berobat dan dirujuk secara berjenjang hingga ke RSUP Hasan Sadikin. Saat itu, anaknya di diagnosa tumor yolk sac dan harus di operasi.
“Ada tumor di antara kantung kemih dan tulang ekornya, dokter menyatakan memang harus di operasi. Setelah operasi, anak saya juga harus di kemoterapi selama lebih dari 6 bulan. Kalau harus bayar sendiri, 1 kali kemo perbulan ditambah dengan biaya perawatan lainnya bisa mencapai 10 juta rupiah,” paparnya.
“Oleh karena itu, saya secara pribadi dan mewakili keluarga, sangat berterima kasih pada program JKN BPJS Kesehatan dan kehadiran Pemerintah Kota Bandung melalui UHC. Saya sangat terbantu, apalagi saat ini kondisi anak sudah membaik walau masih kontrol rutin. Semoga UHC terus dipertahankan, bukti nyata pemerintah menjamin kesehatan warganya,” imbuh Use.
Untuk memperluas akses pelayanan kesehatan kepada peserta JKN, BPJS Kesehatan Cabang Bandung telah bekerja sama dengan 203 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) antara lain 80 Puskesmas, 101 Klinik Pratama, 11 Klinik TNI/Polri, 10 Dokter Praktek Perorangan (DPP) dan 1 Dokter Gigi. Selain itu, di fasilitas kesehatan rujukan juga telah bekerja sama dengan 48 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang terdiri dari 32 Rumah Sakit dan 16 Klinik Utama, serta 5 Apotek dan 7 Optik. (*)