JABAR EKSPRES – Aksi Kriminalitas hingga kejahatan jalanan kini tengah menjadi trend dikalangan pelajar. Bahkan baru-baru ini, di Kota Bogor salah seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tewas akibat dianiaya mengunakan senjata tajam oleh sekelompok pelajar lainnya.
Melihat hal itu, Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar, Abdul Hadi Wijaya mengaku sangat prihatin dan geram melihat banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan kalangan siswa.
”Tentu saya sangat prihatin dan marah dengan semakin maraknya tindakan-tindakan yang tidak seharusnya di lakukan oleh para mereka. Apalagi sampai menghabisi nyawa orang,” ujar Gus Ahad sapaan akrabnya saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Minggu (12/2).
Dia menilai, banyaknya kejahatan yang dilakukan pelajar memperlihatkan jika metode edukasi yang dilakukan pemerintah dan sektor pendidikan kepada para pelajar belum berjalan efektif.
”Jadi ini perlu adanya pelibatan kalangan anak muda yang berprestasi, karena kalau sama guru atau orang dewasa, mereka (pelajar) kalau di ruangan akan menjadi baik, tapi diluar ruangan akan membantah,” ungkapnya
Dia pun mendorong pihak pemerintah khususnya di sektor pendidikan untuk melibatkan sesama anak muda dalam mengedukasi para pelajar.
”Intinya harus merubah bagaimana pendekatannya kepada anak-anak (pelajar). Jadi lewat metode yang konvensional seperti zaman dulu kita pakai. Karena itu tidak akan efektif,” terangnya.
Menurutnya, hal yang harus dilakukan adalah merubah mindset (pola pikir) dalam mengedukasi dan juga pelibatan anak muda.
Diketahui, nyawa seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kota Bogor tak tertolong usai menjadi korban penganiyaan.
Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Jakarta-Bogor, tepatya di sekitar Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jumat, 10 Maret 2023.
Diketahui korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian leher dan pipi. Akibatnya korban dinyatakan tewas saat dalam perjalanan menuju RS FMC, Kabupaten Bogor.
Anggota Satgas Pelajar Kota Bogor, Martin menjelaskan, menurut keterangan saksi di lokasi kejadian peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu salah seorang pelajar yang menjadi korban itu sedang berjalan bersama empat orang temannya yang kebetulan baru pulang sekolah. Kemudian, kelima pelajar tersebut menunggu lampu merah menyala, untuk bisa melintas menyebrangi jalan.