JABAR EKSPRES – Wali Kota Bogor Bima Arya kembali merombak sejumlah struktur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Terdapat dua pejabat pimpinan tinggi pratama yang dilantik untuk mengisi kekosongan di kursi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Bogor.
Di antaranya, Rena Da Frina resmi menjabat sebagai Kepala DPUPR Kota Bogor dan Kepala Diarpus Kota Bogor dijabat oleh Rudiyana. Keduanya resmi terpilih setelah melalui proses open bidding atau lelang jabatan beberapa waktu lalu.
Dua pejabat Eselon II itu dilantik oleh Wali Kota Bogor Bima Arya di kawasan Jalan Otto Iskandardinata, Kecamatan Bogor Tengah, tepatnya di samping jembatan Otista pada Jumat, 10 Maret 2023.
Dalam kesempatan itu, Bima Arya juga melantik sebanyak 38 pejabat struktural Eselon III dan IV.
Usai melantik, Bima Arya menyampaikan sejumlah pesan penting kepada seluruh pejabat yang mengisi sejumlah formasi baru di masing-masing OPD tersebut.
Orang nomor satu di Kota Bogor itu meminta kepala DPUPR yang baru untuk berakselerasi dengan banyak turun ke lapangan untuk memastikan pemeliharaan dan infrastruktur diseluruh pelosok kota terpantau dan terjaga kualitasnya.
“Saya tidak mau melihat jalan-jalan bolong. Saya sampai akhir tahun ini mulai ingin melihat semua jalan mulus di Kota Bogor. Tidak hanya di pusat kota, tapi di Bogor Selatan Bogor Barat, Tanah Sareal semuanya jalan-jalan mulus, makanya harus ada di lapangan kepala dinas PUPR,” ungkapnya kepada wartawan pada Jumat, 10 Maret 2023.
Dia juga mengingatkan, agar Rena Da Frina tidak boleh tunduk kepada kekuatan ataupun kepentingan manapun. Menurutnya, dalam menjalankan tugas harus dipastikan semuanya dikelola secara profesional dan transparan.
Sedangkan untuk Kepala Diarpus, Bima Arya mendorong kadis yang baru untuk mengelola perpustakaan dengan target menuju perpustakaan berkelas dunia.
Ia meminta, selain menambah koleksi buku-buku, jajaran Diarpus juga diharapkan menangkap peluang menjadikan perpustakaan berbasis komunitas.
“Bisa menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dan melakukan berbagai macam inovasi, berkolaborasi bersama berbagai pihak. Saya minta agar ada sentra kuliner di perpustakaan ada coffee shop di perpustakaan ada kegiatan diskusi dan lain-lain,” serunya.