Jabarekspres.com – Kasus Difteri yang terjadi di Jawa Barat (Jabar) khususnya Garut mendapat perhatian penting dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Budi mengatakan, kasus yang menewaskan setidaknya ada delapan orang ini, karena warga memiliki kedisiplinan yang sangat rendah dalam pemberian imunisasi khususnya Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT).
”Difteri ini dan penyakit lainnya seperti kusta di Aceh, juga ada campak Rubela di Papua, itu adalah sebenarnya penyakit-penyakit lama yang kemudian timbul lagi karena disiplin imunisasi masyarakat turun,” ujarnya di Mayapada Hospital Bandung, Senin (6/3).
Budi menambahkan, hal itu terjadi saat pandemi Covid 19 melanda Indonesia. Dimana pada saat itu, masyarakat kebanyakan enggan keluar rumah untuk memberikan imunisasi kepada anaknya.
Terutama saat pandemi (Covid 19) karena warga tidak bisa ke posyandu, Puskesmas. Sehingga, warga lupa bahwa anaknya itu harus di imunisasi dasar.
”Nah imunisasi dasar itu kan cover campak rubella, kusta, dan cover difteri. Dan saya lihat, anak-anak yang di Garut, itu tidak di imunisasi, nah itu yang menyebabkan terjadinya outbraek difteri,” ungkapnya
Agar kasus Difteri tidak kembali terjadi di daerah lainnya, Budi mengaku Kemenkes akan terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya pendekatan kepada para tokoh baik agama maupun masyarakat.
”Jadi sekarang Kita pendekatan kepada pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat atau agama agar bisa meyakinkan lagi masyarakat bahwa, imunisasi ini (dofteri khususnya) penting untuk menyelamatkan anak-anak kita,” pungkasnya
Sebelumnya, Kasus meninggal akibat wabah Difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) menjadi delapan orang dari yang sebelumnya tujuh orang.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Rochayadi, penambahan kasus meninggal tersebut telah masuk kedalam sistem laporan Dinkes.
”Betul bertambah jadi 8 orang (meninggal). Dan itu sudah masuk laporannya ke kami (Dinkes Jabar),” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (28/2) lalu. (san)