Video Joget Kontroversial Koas – Jerome Polin Mendapat Sorotan Keras dari Dekan FKUI dan Publik

JABAR EKSPRES – Kontroversi Video Joget Kontroversial Koas – Jerome Polin Mendapat Sorotan Keras dari Dekan FKUI dan Publik. mengapa dekan FKUI menanggapi soal video tersebut? Apa aturan untuk etiket media sosial dokter?

Isu viralnya video TikTok yang melibatkan mahasiswa kedokteran itu, caption dalam video tersebut di anggap tidak sensitif karena mengandung ungkapan yang biasa di gunakan para dokter saat memberi tahu keluarga tentang kematian seorang pasien.

Video tersebut memicu kritik dari beberapa warganet yang menganggapnya menyinggung dan tidak pantas.

baca artikel lainnya: Link Test Via Google Form Docs, Gelitikin Otakmu dengan Tes Kepekaan yang Sedang Viral di Sosial Media!

Di dalam Video viral Jerome Polin tersebut mengisahkan tentang dua orang dokter magang bernama Ugidiam Farhan Firmansyah dan Ekida Rehan Firmansyah yang di tampilkan dalam video TikTok menari sambil mengenakan snellis dan stetoskop.

Video tersebut juga menyertakan teks bertuliskan “Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin”, yang merupakan ungkapan yang biasa di gunakan oleh dokter untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga pasien yang telah meninggal dunia.

Video Jerome Polin tersebut mendapat kritik karena tidak sensitif dan tidak pantas, terutama karena melibatkan dokter magang yang di harapkan menjunjung tinggi profesionalisme dan empati.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Ari Fahrial Syam menanggapi hal tersebut dengan mengungkapkan kekecewaannya dan menekankan pentingnya mahasiswa kedokteran dan dokter menjunjung tinggi etika dalam penggunaan media sosial.

baca artikel lainnya: Dompet Tipis? Berikut 5 Cara Ini Biar Dapat Saldo Dana Gratis Secara Mudah!

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr Ari Fahrial Syam mengingatkan mahasiswa kedokteran dan dokter untuk mengutamakan etika bermedia sosial, terutama terkait keselamatan pasien.

Dia secara khusus membahas penggunaan bahasa yang mungkin di salah artikan oleh publik dan potensi dampak dari konten kontroversial menjadi viral.

Dia menekankan bahwa dokter harus berhati-hati ketika membuat pernyataan yang menunjukkan bahwa mereka telah melakukan segala kemungkinan untuk membantu pasien karena ungkapan ini biasanya di gunakan saat berkomunikasi dengan keluarga pasien tentang kondisinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan