Inggit Garnarsih merupakan sosok istri setia. Selama hidup bersama Soekarno, Inggit selalu memberikan semangat agar terus berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Dia rela mengorbakan apapun demi membantu perjuangan suaminya.
Akmal Firmansyah, Kota Bandung
Waktu itu Sekjen PDIP Hasto Krisyanto menyampaikan pesan penting dari Megawati Soekarnoputri. Pesan itu disampaikan Hasto, ketika PDIP menggelar senam sehat dalam rangka HUT PDIP ke-50 di halaman Gedung Sate belum lama ini.
Hasto mengutarakan bahwa, Megawati nitip pesan agar Ridwan Kamil Gubenur Jawa Barat mengusulkan Inggit Garnarsih sebagai Pahlawan Nasional.
Alasannya, karena Inggit Garnarsih adalah Istri kedua Soekarno yang telah memberikan semangat perjuangan selama Soekarno tinggal di Kota Bandung.
Di dalam buku, Perempuan-perempuan Pengukir Sejarah karya Mulyono Atmosiswartoputra tertulis, Inggit Garnarsih sebenarnya merupakan sosok istri setia. Keduanya menikah pada 24 Maret 1923.
Dalam perjuangannya untuk kemerdekaan, Soekarno ditangkap Belanda. Namun, Inggit selalu setia memberikan semangat perjuangan kepada Sukarno.
Inggit merupakan wanoja asal Bandung. Dia lahir pada 17 Febuari 1888 dari pasangan Ardjipan dan Amsi. Dia awalnya tinggal di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Inggit Garnarsih pertama kali bertemu Soekarno di Bandung. Waktu itu, sang proklamator sedang menempuh pendidikan di Technische Hoge School (THS). Sekarang dinamakan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Inggit dikenal sosok luwes dan mudah bergaul. Soekarno tinggal di rumah milik Inggit yang waktu itu merupakan tempat kost. Inggit merupakan Ibu Kost Soekarno.
Ketika itu, Inggit masih berstatus istri dari Haji Sanusi. Namun, Haji sanusi lah yang selalu membantu Soekarno. Haji Sanusi merupakan teman baik HOS Cokroaminoto.
Soekarno menganggap Inggit seperti sosok ibu. Sebab, berkat Inggit lah segala keperluan harian selama tinggal di tempat kost terpenuhi.
Meski begityu, kehidupan rumah tangga Inggit Garnasih bersama Haji Sanusi tidak berjalan mulus.
Berbagai permasalahan rumah tangga selalu diceritakan sebagai keluh kesah seorang perempuan. Begitu pun dengan Soekarno.
Waktu itu Soekarno telah menikah dengan Utari. Namun kehidupan rumah tangganya juga bernasib sama.
Usia Inggit Garnasih ketika itu 35 tahun. Sehingga wajar jika Soekarno selalu meminta nasihat kepada Inggit mengenai hubungannya dengan Utari.