Gempa Turki, Gempa yang Paling Ditakuti Para Ahli

GEMPA berkekuatan 7,8 magnitudo yang melanda Turki pada Senin (6/2), dianggap sebagai fenomena yang paling ditakuti para ahli gempa.

Berdasarkan informasi terbaru, data terakhir Reuters, pada Rabu (8/2), korban jiwa kian melonjak hingga menyentuh 7.800 orang. Melukai puluhan ribu orang dan menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.

Adapun imbas dari gempa tersebut, diketahui 5.775 bangunan alami kerusakan. Termasuk rumah sakit, sekolah, dan bangunan apartemen.
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano menyebut, terdapat empat alasan gempa itu dianggap amat merusak.

Pertama, memiliki magnitudo sebesar 7,8, gempa di Turki tersebut termasuk skala gempa bumi besar. Kedua, pusat gempa dekat dengan permukaan tanah, yakni 18 km.

Ketiga, gempa yang bisa memicu tsunami kecil dengan ketinggian 30 cm di Erdemil, daerah Turki Selatan itu, berulangkali mengalami gempa susulan.

Tercatat, gempa susulan Kembali terjadi seusai 11 menit dilanda gempa berkekuatan 6,7 dan beberapa jam kemudian disusul gempa magnitude 7,5.

Bahkan menurut pakar gempa ITB tersebut, gempa yang menimpa Turki merupakan yang terbesar, semenjak peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 1939.

“Pada Desember 1939 yang berkekuatan M 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” ungkap Irwan dilansir Jabarekspres.id dari laman ITB, Kamis (9/2).

Dia melanjutkan, alasan keempat mengapa gempa Turki tahun ini begitu merusak, yaitu lantaran fenomena itu terjadi di lingkungan dengan konstruk bangunan yang tidak bagus.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Daryono mengatakan, gempa itupun bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur. Zona sesar aktif yang diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.

Didukung pernyataan Irwan, dirinya mengungkapkan bahwa gempa Turki adalah gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).

“Gempa Turki termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli Gempa,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan