Sang Ayah Tega Aniaya Anak Kandung, Polisi Ungkap Motifnya

CIMAHI – AH,10, meninggal dunia, AMN,12, luka luka setelah dihajar brutal oleh Ade Nanda alias Ade Bogel (37) yang merupakan ayah kandungnya sendiri. Kekerasan pada anak tersebut terjadi di kontrakan di Jalan Pesantren, RT 07/07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Senin (6/2/2023).

Sosok pelaku memang tertutup di wilayah tersebut, namun warga tidak menyangka sampai tega membunuh anak kandung sendiri. Kasus ini menggemparkan warga Kota Cimahi.

Warga setempat, Rahmat mengungkapkan, dia mengenal pelaku ini layaknya warga pada umumnya. Namun pelaku mempunyai kepribadian yang tertutup.

Dirinya mengetahui bahwa kesibukan pelaku ini bekerja sehari-hari sebagai pengamen di jalanan Kota Cimahi. “Keseharian pelaku kerja sebagai pengamen setiap harinya,” kata Rahmat, Selasa (7/2).

Rahmat mengatakan terjadinya pembunuhan dan penganiayaan diduga kemungkinan korban minta jajan namun tidak digubris.

“Istrinya ada kemungkinan juga terlibat karena gak ada pengaduan sama sekali ke tetangga maupun ke pihak RW setempat,” ujar Rahmat.

Dirinya menceritakan, bahwa saat kejadian ia hendak berangkat kerja. ’’Istri saya langsung laporan ke RW setempat dan ke pihak berwajib. Kemudian istri saya pesan grab untuk membantu korban dilarikan ke rumah sakit,” ucap Rahmat.

Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono membenarkan, adanya dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh ayah kandung sendiri.

“Dalam peristiwa tersebut terdapat dua orang korban. Satu korban meninggal dunia sementara satu korban lagi saat ini dalam perawatan di rumah sakit,” ucap Aldi.

Dia menjelaskan, saat ini pelaku sudah ditangkap. ’’Hasil pemeriksaan sementara, pelaku menganiaya korban dengan pukulan dan tendangan sekitar 15 kali, sedangkan kakaknya juga dipukul dan ditendang sekitar 7 kali,” kata Aldi.

Dari hasil pemeriksaan, pelaku kesal karena anaknya mengambil uang Rp 450 ribu, kemudian pelaku emosi dan marah sehingga menganiaya korban.

Aldi menuturkan warga di sekitar tidak mendengar adanya jeritan sebelum aksi pembunuhan itu diketahui.

“Namun, tetangga sering mendengar suara jedak-jeduk, dan kami tanyakan kepada pelaku juga ketika menganiaya, memang kedua korban tidak menangis,” katanya.

Pelaku berinisial A itu bekerja sebagai pengamen. Dua anaknya itu pun tidak bersekolah meski sudah memasuki usia sekolah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan