BANDUNG – Pemkot Bandung akan menggelar pasar murah untuk menekan kenaikan harga komoditas serta pengendalian stok barang kebutuhan masyarakat.
Sekretaris Disdagin Kota Bandung, Dedi Priadi Nugraha mengatakan, pihaknya telah melaksanakan rapat koordinasi dengan perum Bulog Cabang Kota Bandung, DKPP, dan Perumda Pasar.
Dia menjelaskan, rapat koordinasi tersebut membahas terkait pendistribusian beras medium stabilitas pasokan harga pangan (SPHP). Nantinya kata dia, pihaknya juga akan menggelar pasar murah.
“Dalam pelaksanaannya, Pemkot Bandung melalui Disdagin telah mendistribusikan beras medium ke pasar dari target 500 ton,” kata Dedi, Jumat (3/2).
“Tapi realisasinya kita bisa mendistribusikan 730 ton sampai tanggal 31 Januari 2023,” lanjutnya.
Dedi menerangkan, untuk beras medium saat ini dijual dalam kemasan 5 kilogram dengan harga Rp 8.300 per kilogram untuk para pedagang.
Sementara untuk konsumen paling tinggi, beras dijual dengan harga Rp 9.450 per kilogram.
Bagi para pedagang, agar bisa mendapatkan beras medium ada persyaratannya, yakni harus KTP Kota Bandung, permohonan pendaftaran tidak boleh menjual beras di atas HET dan dilarang pengoplosan.
“Semoga kenaikan harga beras ini bisa berangsur normal dengan kerja sama yang sedang kita upayakan,” ujar Dedi.
Dia mengakui, jika terjadi kekurangan pasokan migor di Kota Bandung pada bulan Desember sampai Januari. Solusinya kata dia, nantinya pihaknya akan menggelar pasar murah.
“Dari hasil monitoring ke distributor minyak goreng di Kota Bandung seperti Indomarco, pasokan normal biasanya 1,5 juta liter,” ucap Dedi.
Akan tetapi, pada bulan Desember 2022 pasokan berkurang menaksir 800 ribu liter. Kemudian pada bulan Januari 2023 pasokan tersebut kembali berkurang menjadi 300 ribu liter.
“Di CV. Bagus, PT. Panca Lestari minyak curah dalam bentuk jeriken masih aman,” imbuhnya.
Dedi mengungkapkan, Disdagin Kota Bandung juga telah melalukan rapat bersama Kementerian Perdagangan.
“Para produsen minyak goreng diminta menambahkan stok dari 300 ribu ton per bulan menjadi 400 ribu ton per bulan untuk kebutuhan persiapan jelang Ramadan dan Idul Fitri,” ungkapnya.
Mengenai langkah-langkahnya, yakni monitoring setiap Senin dan Kamis di 8 pasar tradisional dan 8 toko ritel.
“Monitoring stok barang kebutuhan setiap bulan kita lakukan. Kemudian untuk pasar murah akan kembali dilaksanakan jelang Ramadan tanggal 13 sampai 21 Maret,” papar Dedi.