BANDUNG – Pasokan minyak goreng subsidi dengan merek dagang “Minyak Kita” kini mulai langka di pasaran. Bahkan sejumlah pedagang pun mengeluh terkait dengan langkanya pasokan minyak tersebut.
Salah seorang pedagang di Pasar Kosambi Bandung, Cecep Wariana (40) mengatakan, pasokan minyak goring subsidi sudah tidak ada sejak dua bulan lalu.
Bahkan jika ada, minyak yang diberikan oleh distributor lebih sedikit dari biasanya dengan harga jual mengalami peningkatan.
“Tapi kalau ngambilnya banyak, itu harus disilang sama yang mahal atau harus beli produk yang lainnya. Malahan kemarin saja terakhir harganya Rp 180.000 satu dus, di jual satuan Rp 15.000 – Rp 16.000. Harga normal itu Rp 14.000,” ujar Cecep saat ditemui di lapak dagangannya, Selasa 31 Januari 2023.
Cecep menambahkan, dengan kondisi tersebut konsumen atau pembeli banyak yang mengeluh. “Dari konsumen banyak yang nanyain terus produk minyak kita ini. Tapi sedangkan di pabriknya kan sudah gak ada. Jadi ada kelangkaan, dan walaupun ada ada harganya juga naik,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar) Iendra Sofyan mengaku adanya kelangkaan minyak goreng subsidi dengan mereka dagang “Minyak Kita” ini masih terus diselidiki oleh pihaknya.
“Soal penyebab kelangkaan Minyak Kita ini kami masih selidiki kan masih belum masif (kelangkaannya) di Jabar, dan masih ada (tersedia) di beberapa kabupaten kota,” ujarnya saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 31 Januari 2023.
Iendra menambahkan, seharunya dalam sisi produksi minyak tersebut tidak menuai kendala. Sebab sepengetahuannya, dalam sisi produksi tidak ada persoalan yang serius, bahkan ekspor bahan baku minyak juga sudah mulai membaik.
“Tadi saya bilang kalau sisi produksi menurut saya aman, karena sistem untuk ekspor berjalan. Namun, yang ditengah ini para pelaku usaha,” katanya
Maka dengan adanya hal itu, Iendra menuturkan bahwa pihaknya melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak seperti Indag kabupaten kota, Kementerian Perdagangan (kemendag), hingga BUMN dan BUMD yang ditugaskan untuk mensuplai minyak.
“Jadi kita ingin mengidentifikasi sejauh mana kelangkaan minyak goring subsidi itu. Karena, saya baru dapat informasinya kemarin. Jadi nanti setelah kita mengidentifikasi situasi dan kondisinya, kemudian bagaimana arahan dan solusinya dari Mendag (terkait kelangkaan minyak kita),” pungkasnya. (san)