Dinkes KBB Sebut KLB Campak di Daerahnya Sudah Usai

BANDUNG BARAT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyebut status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit campak di wilayahnya itu sudah selesai.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinkes Bandung Barat Nurul Rasyihan mengatakan prevalensi penyakit campak yang 27 kasus di wilayah itu sudah tidak ada.

Menurutnya, 27 Kasus yang disebut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawabarat itu jumlah kasus dari bulan Oktober-November 2022.

“perlu penegasan kemarin saya telah koordinasi dengan provinsi kaitannya dengan 27 kasus itu memang penyelidikan epidemiologis atau hasil trashsing dari dua kasus di lokasi yang sama,” kata Nurul, saat ditemui di Ngamprah, Kamis (26/1/23).

“27 kasus itu di bulan Oktoberan 2022 dan belum ada kasus lagi. Jadi Campak akan selesai KLB kalau selama 28 dua kali masa inkubasi tidak ada kasus lagi, dianggap selesai. Yang kemarin itu September sampai November pertengahan,” sambungnya

Penyebaran penyakit campak itu, kata Nurul, berada di dua desa di Bandung Barat, yaitu desa Mekarjaya, kecamatan Cikalongwetan dan desa Sadangmekar, kecamatan Cisarua.

“itu tersebar di dua desa yang berdekatan walaupun beda kecamatan, kita trashing dan langsung ke epidemiologi, dari satu paud kemudian nambah lagi, dan kemudian bertambah menjadi 27 kasus,” terang Nurul.

Nurul menyebut, dari 27 kasus penyakit campak itu 21 Campak dan 6 Rubella.

“21 campak 6 rubella. Semua di Mekarjaya, dan Sadangmekar,” jelas Nurul.

Penyebaran kasus penyakit campak ini, kata Nurul, dikarenakan masih ada sebagian masyarakat yang menolak untuk di vaksin MMR (measles, mumps, rubella).

Menurutnya, terjadi penyebaran tersebut karena jumlah vaksin dan imunisasi yang masih kurang.

“pencegahannya dengan di vaksin,di dua wilayah itu agak rendah imunisasinya,” tuturnya.

“Dari yang pernah telusuri juga, pertama dari keyakinan ada yang menolak vaksin, ini antara halal dan haram. Kami selalu mensosialisasikan vaksin ini aman. Ada yang menolak karena pemahaman dan adat istiadat,” sambung Nurul.

Lebih lanjut Nurul mengatakan, pencegahan penyakit campak itu dilakukan dengan vaksinasi untuk menjaga daya tumbuh anak.

“Untuk campak sendiri, pencegahan dari daya tumbuh anak harus dijaga dengan di vaksin salah satunya, di lingkungan kita virus mau influenza dan itu bertebaran. Tapi kalau daya tubuhnya bagus tak akan tertular,” kata Nurul

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan