Jabarekspres – Keinginan Partai Demokrat untuk menyandingkan Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Anies Baswedan mendapat sorotan dari elit politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
PKS yang tergabung ke dalam Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan NasDem mengaku siapapun pendamping Anies, PKS tidak akan mempermasalahkannya asalkan sudah ada kata kesepakatan.
Hal ini disampaikan Sekjen PKS Aboe Bakar Alhasby kepada wartawan ketika ditemui di Kantor DPP PKS belum lama ini.
Menurutnya, sosok AHY layak dipertimbangkan menjadi pendamping Anies Baswedan. Hanya saja harus ada kese
Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) mengaku tak masalah jika Partai Demokrat masih berusaha keras menginginkan AHY menjadi capwapres ke dalam koalisi perubahan.
“Jadi silahkan saja kalau keinginan Demokrat begitu, Nggak papa kok, nggak papa, silakan aja,” kata Sekjen DPP PKS Aboe.
Dia menilai, PKS sejauh ini tidak memiliki persoalan dengan sosok AHY. Bahkan, dia menyebut Putra Sulung Susilo Bambang Ydhoyono itu layak dipertimbangkan untuk mendampingi Anies.
Hanya saja, untuk memutuskan siapa pendamping Anies, harus dikomunikasikan terlebih dahulu bersama tiga partai yang tergabung ke dalam koalisi.
“Jadi tinggal masalahnya kombinasi bertiganya harus sepakat semua,” ujarnya.
Sebelumnnya Deputi Analisa Data dan Informasi DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengatakan, Anis dan AHY sangat layak dipertimbangkan untuk diusung dalam Pilpres nanti.
Keduanya merupakan simbol perubahan yang akan saling menguatkan jika dipasangkan. AHY memerup[akan representatif kalangan muda yang dinilai mampu membawa perubahan untuk bangsa Indonesia.
‘’Berdasarkan radar survei, hanya Anies dan AHY yang merupakan simbol perubahan,’’ ujarnya.
Syahrial menilai, kedua kandidat ini memiliki keunggulan masing-masing yang dapat saling melengkapi.
Jika dilihat dari kekuatan elektabilitas, Anies dan AHY memiliki segmen berbeda. Namun bisa saling melengkapi jika disandingkan menjadi Pasangan Capres dan Cawapres.
Kendati begitu, jika Anies dipasangkan dengan figur yang berada di dalam kekuasaan maka cerminan perubahan tidak akan terlihat.
“Jadi kalau Anies dipasangkan dengan tokoh status quo, mantan pejabat yang berada di kekuasaan bukan Koalisi Perubahan lagi namanya,” katanya.