Jabarekspres – Berdasarkan hasil survei eksperimental yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research (SMRC) Suara PDIP dan Golkar akan mengalami kenaikan jika mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2022.
Hal ini disampaikan oleh Direktur SMRC Prof. Saiful Mujani dalam acara ‘Bedah Politik’ dengan tema ‘Efek Capres Terhadap PDIP dan Golkar yang disiarkan di kanal Youtube SMRC belum lama ini.
Saiful mengatakan, kedua partai ini belum mengambil sikap dengan mengusung Capres. Sehingga perlu dianalisa tentang sosok Capres yang mesti diusung.
Dia menilai, pada survei eksperemental ini dilakukan treatment dan kontrol dengan memasukan sejumlah tokoh dengan tolak ukur mana siapa saja tokoh yang memberikan pengaruh kepada kedua partai itu.
‘’Jadi ini dimasukkan sejumlah nama tokoh untuk dilihat mana yang lebih berpengaruh menaikkan suara partai.,’’ kata Saiful dalam keterangannya, Minggu, (22/1).
Pertanyaan kontrol ini diberikan hanya kepada 244 responden dengan margin of eror sebesar 6 persen.
Saiful memaparkan, untuk PDIP dilakukan pertanyaan kontrol yaitu, Jika pemilihan legislatif akan memilih partai apa? Dari pertanyaan tersebut sebesar 20 persen responden memilih PDIP.
Sementara untuk pertanyaan treatment pertama, SMRC memasukan nama tokoh politik Puan Maharani dengan pertanyaan jika PDIP menyalonkan Puan Maharani partai apa yang bapak.Ibu pilih jika pemlu dilakukan sekarang?
‘’Dari pertanyaan itu, ada sekitar 27 persen yang akan menyatakan memilih PDIP,’’ ungkapnya.
Dari pertantaan itu, Saiful menilai, meski ada kenaikan untuk PDIP namun kenaikan ini tidak menyakinkan.
Sedangkan untuk pertanyaan treatment kedua dengan mamasukan nama Ganjar Pranowo suara PDIP memperoleh 36 persen. Hal ini menujukan pengaruh Ganjar sangat kuat.
Sementara itu untuk ertanyaan treatment ketiga, jika PDIP mencalonkan Prabowo Subianto suara PDIP menjadi 26 persen.
‘’Ini suaranya hampir sama dengan memasukan Puan Maharani pada suaran PDIP, Jadi dapat ditarik kesimpulan yang menguatkan adalah jika PDIP mengusung Ganjar Pranowo,’’ kata dia.
Sementara itu, untuk Partai Golkar yang mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Capres, maka secara elektabilitas suara Airlangga belum cukup kompetitif.