Ternyata ini Penyebab Suhu di Bandung Dingin hingga 19 Derajat Celcius

JABAREKSPRES – Wilayah Bandung dan sekitarnya beberapa hari terakhir mengalami suhu udara yang sangat ekstrem, saat pagi hari udara terasa sangat dingin bahkan beberapa daerah diselimuti kabut tebal. Menanggapi fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung menjelaskan apa yang menjadi penyebab suhu dingin di Bandung tersebut.

Cuaca dingin ternyata tidak hanya terjadi di pagi hari, namun juga malam hari, terutama saat sebelumnya terjadi turun hujan.

Prakirawan cuaca BMKG Bandung Iid Mujtahidin menjelaskan, cuaca dingin tersebut diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari kedepan. Bahkan potensi hujan masih terjadi mulai dari skala ringan hingga lebat.

“Seperti hari kemarin suhu maksimum yang tercatat sebesar 25,6 derajat celcius dengan suhu minimum pagi ini di angka 19,8 derajat celcius,” ujarnya, seperti dikutip dari jpnn, Kamis (29/12).

Penyebab terjadinya suhu yang lebih rendah dari biasanya serta potensi hujan juga dengan intensitas mulai dari ringan hingga lebat ini, menurut BMKG dikarenakan faktor angin yang relatif kencang yang dapat mempengaruhi hal tersebut.

“Kondisi cuaca seperti ini dalam beberapa hari ke depan relatif dingin,” ucapnya.

Sebelumnya, BMKG pusat mengungkapkan potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia dua hari ke depan. Cuaca ekstrem ini berpotensi menyebabkan bencana. Wilayah-wilayah yang ditetapkan siaga yaitu sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan NTT.

“Wilayah tersebut diperkirakan dapat mengalami hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi,” kata Kepala BMKG Dwikorita melalui keterangan resminya.

Dampak yang bisa terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem ini yaitu volume aliran sungai berpotensi meningkat drastic yang dapat mengakibatkan potensi banji dan banjir bandang.

Selain itu, cuaca ini juga berpotensi mengakibatkan tanah longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah, terutama di daerah-daerah dataran tinggi dan lereng-lereng perbukitan dan gunung.

“Mohon kepada masyarakat untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah. Jika tidak ada keperluan mendesak, maka sebaliknya di rumah saj menunggu cuaca kembali normal,” tutur dia. (jpnn)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan