Meski online , Lutfiya tidak bisa santai. Selama 4 bulan ini sudah tiga buku tebal dia baca: wajib. Harus bisa pula mengikhtisarkannya. Lalu lebih dari 20 artikel yang harus ditinjau. Untuk di – review . “Dosen hanya berbicara 15 menit. Yang diskusi 45 menit,” kata Lutfiya.
Lebih banyak lagi penugasannya.
Semua harus selesai. Tepat waktu. Tidak ada toleransi. “Sejak kuliah ini semua tugas dari Pak gub dan Bu wagub saya selesaikan sebelum waktunya,” ujar Lutfiya. “Saya terbiasa seperti orang di Beijing,” tambahnyi.
Dan lusa, Lutfiya tiba di Beijing. Di kampus Universitas Tsinghua. Amerika punya MIT. Tiongkok punya Tsinghua. Amerika punya Universitas Harvard. Tiongkok punya Universitas Beijing.
Lutfiya, lusa, tiba di kampus ternama itu. Dia menyediakan pondokan di situ. Lengkap dengan makanannya. Masih dapat uang saku pula: lima kali lipat dari gajinya sekarang.
Lutfiya juga sudah diberi daftar 40 guru besar yang bisa dia pilih sebagai pembimbing tesisnyi kelak. Nama mereka, bidang keahlian, tesis, biografi singkat, dan alamat email mereka dikirim ke Lutfiya. Silakan pilih sendiri. Hubungi sendiri. Kalau yang dipilih tidak mau cari yang lain.
Lutfiya sudah pilih. Sang guru besar juga sudah bersedia. Lutfiya menyebutkan namanya. Saya yakin pilihan Lutfiya benar meski cara mengartikan namanya salah. “Saya memang baru menjalani kursus bahasa Mandarin,” kata Lutfiya. Itu pun online . Seminggu dua kali.
Lusa Lutfiya tiba di Beijing. Di musim dingin. Menjelang musim salju. Tapi saya lihat badan Lutfiya punya cadangan lemak yang cukup untuk menghangatkan seluruh Beijing.
“Saya janji deh, ketemu Pak Dahlan lagi udah langsing”, katanyi. Saya pun meletakkan tangan di kepala Lutfiya. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 21 Desember 2022: Ancaman Gocapan
Richolas Tjhai
Manajemen serba salah, di satu sisi menuntut pertumbuhan pendapatan perusahaan, disisi lain pasar sudah jenuh oleh penjualan perusahaan tersebut. Manajemen putar otak, akhirnya “ikut-ikutan” hype invest ke perusahaan digital, walaupun perusahaannya merugi tahunan. Karna konon katanya keuntungan baru akan diraih sekian tahun kedepan. Awal mula hati riang gembira, investasi moncer, saham naik. 8 bulan kemudian arah angin mulai berbalik, hati-hati, apa yang akan dipanggil KPK.