Jabarekspres.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 17 partai politik yang lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2024. Sembilan di antaranya merupakan parpol lama yang lolos parlemen di Pemilu 2019.
Ada delapan parpol baru atau partai non-parlemen, seperti Perindo, PBB, PKN, Partai Garda Perubahan Indonesia, Partai Gelombang Rakyat Indonesia, Partai Hanura, PSI, dan Partai Buruh.
Menanggapi hal itu, Analis politik Arifki Chaniago menyebutkan bahwa peluang partai non-parlemen relatif kecil. Apalagi dengan ambang batas parlemen sebesar empat persen.
”Partai-partai baru memang harus bekerja keras, apalagi parpol yang tidak didukung oleh kader yang menjabat sebagai anggota DPRD,” kata Arifki kepada Jabar Ekspres, Kamis (22/12).
”Parpol ini tidak hanya membangun basis dari nol, tetapi langkah untuk melakukan sosialisasi juga lebih lama,” imbuhnya.
Menurut Direktur Eksekutif Aljabar Strategic itu, peluang tersebut berkemungkinan bisa ditembus oleh partai non-parlemen jika partai-partai yang lolos ke parlemen di tahun 2019 gagal di Pemilu 2024.
”Itu pun bisa terjadi jika basis pemilihnya lari kepada partai-partai non-parlemen,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Parpol yang sudah memiliki kursi di level DPRD di Pemilu 2019 tentu lebih percaya diri, seperti PSI, Hanura, dan Perindo. Sehingga tidak salah, ada kemungkinan dari partai non-parlemen yang bakal lolos di Pemilu 2024.
”Dari berbagai rilis lembaga survei, Perindo salah satu partai baru yang lolos ke parlemen,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan Perindo memiliki peluang di tahun 2024. Pertama, infrastruktur politiknya sudah bekerja, baik yang dikelola oleh partai sendiri atau kader-kader yang terpilih di DPRD pada Pemilu 2019.
Kedua, masuknya figur-figur baru di Perindo, seperti Tuanku Guru Bajang (Bajang), Ferry Rizky (Mantan Komisioner KPU RI) tentu menambah warna Perindo di tahun 2024.
”Sinyal ini juga pernah disinggung juga oleh Presiden Jokowi pada saat menghadiri acara ulang tahun Perindo dengan meminta partai lain hati-hati,” ungkapnya.
Selain itu, PSI dan Hanura juga memiliki peluang yang cukup baik di tahun 2024. Tetapi, Hanura juga harus berebut suara dan jaringan kelompok di internal partai yang kini mendirikan PKN. Sedangkan PSI, harus berusaha mencari “figur baru” setelah beberapa kader terbaiknya, seperti Tsamara, Rian Ernest, dan lainnya yang memilih meninggalkan PSI.