Ayah Shofa memang kiai di Blora. Sang ayah juga ketua syuriah NU cabang Blora.
Usaha yang dilakukan Shofa ini tentu jauh dari tepuk tangan dan publikasi. Tidak pernah Shofa mengundang mereka ke hotel bintang lima. Atau ke kafe yang mahal. Tidak pernah pula memberikan uang.
Begitu mahal upaya deradikalisasi mantan teroris. Shofa memilih jalan murah apa adanya. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 16 Desember 2022: Marah Dewi
thamrindahlan
Gunung kawi tempat sembahyang/ Berharap pinta mendapatkan uang/ Marah dewi bukti marah sayang/ Tanda cinta bukan kepalang/
Leong putu
Hmmmmmm…. Mas LbS gitu aja kok gak sensitip. Yang marah itu sang maha dewi alias Bu Dahlan. Nah kronologinya kira kira seperti ini : Pertama yang harus di ingat : Abah kalau pas lagi pergi-pergi, pasti cuci-cuci sendiri. Naaah saat pergi Magelang kok ya pas hujan sepanjang hari. CD terjanjur dicuci, kalau strategi set A set B dijalankan, maha dewi pasti ngomel.” aja nggilani Bah, aja kemproh² “. Begitu kira² omelan maha dewi….. Akhiiiirnya Abah pinjam punya maha dewi yg warna pink mangkak… wkwkwk… Ndilalah dapat gratisan suntikan… Lupa kalau CD pinjaman, langsung plorot… Jreeng..warna pink…terlanjur, mau nundur gak bisa.. Nah, kejadian inilah yang membuat maha dewi marah… Wkwkwk #rousting tipis²
Jokosp Sp
Duwidmu duwidku. Duwidku duwidku. Aku gag perlu bunga, harumnya cuma sebentar dan cepet layu. Aku perlu kasih sayangmu yang asli, yang lama mewanginya…….BUNGA BANK. Wah dasar mbelgedes, samimawon.
ary hana
Tentu saja drh yudha tidak menjawab, karena sekarang semakin banyak ‘musuh’-nya dan ingin menjatuhkannya efek tulisan pak dis. Drh Yudha dapat sistem pemisahan ‘protein-sel’ itu saat bekerja di lab selama berbulan2 bahkan sering tidak tidur. Di masa kuliah di korsel, dia mengajukan diri sebagai peneliti di lab agar dapat uang saku tambahan. Di lab sana dia bebas mengamati dan mengembangkan ilmunya. Jadi kisahnya mirip drh indro yang bisa mengamati perilaku virus di lab juga. Kenapa dr biasa ga bisa menemukan hal2 baru seperti ini? Karena dr biasa lebih disibukkan dg urusan menyembuhkan manusia, bukan di lab.