Dampak Jalan Otista Bogor Ditutup 9 Bulan, Pelaku Usaha Ngelus Dada

Jabareskspres – Adanya rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor merombak total jembatan di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) pada awal tahun 2023 mendatang dipastikan akan berdampak kepada para pelaku usaha yang berada di Kawasan itu.

Menanggapi kondisi ini, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor Yuno Abeta Lahay mengatakan, penutupan jalan tersebut diprediksi akan berdampak terhadap keberadaan usaha di Kawasan Jalan otista. Khususnya bagi para pengusaha hotel dan restoran.

Menurutnya, sejauh ini pihaknya belum dapat menggambarkan nasib ke depannya dan langkah apa yang harus disusun bersama para anggotanya.

PHRI sendiri masih menunggu hasil koordinasi dan kajian rekayasa lalulintas pada jalur tersebut yang tengah digodok Pemkot Bogor.

“Yang pasti kami tunggu dulu rute pastinya seperti apa, baru nanti kita diskusikan dengan Anggota PHRI. Cuma yang pasti di awal-awal pasti akan ada dampak,’’ kata Abeta.

Dia mengaku, keberadaan hotel dan restoran di Jalan Otista, marketnya berasal dari luar daerah. Akan tetapi dengan penutupan ruas jalan yang berada di pusat jantung kota itu dipastikan akan sangat berdampak.

Adanya kemacetan panjang, sambung dia, bisa saja terjadi, sehingga para wisatawan harus beradaptasi dengan adanya perubahan rute.

Dikawatirkan situasi ini akan terjadi cancellation (pembatalan) terhadap wisatawan yang berencana berkunjung ke Kota Bogor dan menginap di hotel.

“Harapannya jalur-jalur yang akan menjadi jalur alternatif dipermudah untuk akses belok, paling tidak saya meminta untuk Lantas dan Dishub bisa memaklumi dan memahami ini, toh itu hanya sementara,” pintanya.

Disamping itu, dirinya mewanti-wanti para pengusaha hotel dan restoran yang sekiranya terkena dampak utama atas penutupan Jalan Otista itu, agar mempersiapkan strategi dari sekarang.

Yuno mendorong pihaknya dapat menyikapi hal itu melalui program dan kreativitas masing-masing pengelola guna menstabilkan market, sebab di bulan Januari market perhotelan mengalami penurunan.

“Misalnya, pada Januari bisa digeser marketnya ke family dan tidak terlalu fokus ke lembaga, tapi family ini kan paling bisa kita maksimalkan di weekend,” sarannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan