BANDUNG – Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung pada Rabu (7/12) kemarin jadi khusus Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Atas kejadian tersebut, Anggota DPRD Jabar Tina Wiryawati meminta agar semua pihak tetap waspada dengan keberadaan teroris yang sampai saat ini ternyata masih ada.
Tina juga menekankan, agar masyarakat mewaspadai adanya paham radikal yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
‘’Apabila ada pihak yang menyebarkan isu perpecahan akibat perbedaan pemikiran, sebaiknya hindari,’’ kata Tina.
Selain itu, dia pun menyayangkan kejadian aksi terorisme tersebut. Menurutnya, adanya paham radikalisme akan membawa dampak negatif terhadap beranekaragam.
Dia mengatakan, dampak dari kejadian aksi teror bom bunuh diri menimbulkan berbagai dampak. Baik itu rasa kekhawatiran yang menimbulkan trauma, pun menimbulkan perpecahan.
“Dampak aksi terorisme kepada masyarakat saya rasa sangat beragam. Ada yang menimbulkan trauma, dan ada pula yang menimbulkan perpecahan di antara yang berpikiran berbeda mengenai hal ini,” ucap Tina.
Tina mengatakan, jika melihat komentar-komentar di media sosial, bisa saja ada yang beranggapan bahwa kejadian ini hanyalah pengalihan isu.
Selain itu, lanjutnya, ada juga yang berpikiran bahwa ini memang aksi terorisme yang direncanakan, atau ada yang beranggapan bahwa memang aksi ini untuk memecah belah bangsa.
Dampak perpecahan ini yang sangat tidak diinginkan oleh kita semua mengingat persatuan bangsa Indonesia sangatlah diutamakan agar NKRI tidak akan terpecah belah selama-lamanya.
“Bila persatuan Indonesia terusik, maka akan sangat merugikan bangsa Indonesia itu sendiri,” tandasnya. (win/yan)