Pasca Bom Bunuh Diri, Pengamanan Kereta Api Sesuai Prosedur

BANDUNG – Insiden bom bunuh diri di Kantor Polsek Astana Anyar, Kota Bandung masih menjadi sorotan publik.

Bagaimana tidak, dari ledakan yang dilakukan oleh pelaku, menimbulkan korban sedikitnya 11 orang terluka dan satu di antaranya yakni seorang anggota Polisi meninggal dunia.

Terkait hal itu, Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo menyampaikan, untuk perjalanan kereta api tetap bisa dilakukan masyarakat tanpa perlu khawatir gangguan keamanan.

“Yang jelas pengamanan terkait perjalanan dan operasional kereta api tetap kami jalankan, sesuai dengan prosedur yang selama ini berlaku di KAI,” kata Kuswardoyo kepada Jabar Ekspres, Jumat (9/12).

Dia mengaku, sampai saat ini belum ada instruksi khusus dari instansi pemerintah, terkait peningkatan keamanan di lingkungan stasiun dan kereta api pasca insiden bom bunuh diri.

“Untuk pemeriksaan dan patroli pada semua  jalur kereta api dan di stasiun tetap kami laksanakan,” ujar Kuswardoyo.

Disampaikannya, setiap menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), PT KAI Daop 2 Bandung selalu rutin mendapat bantuan tenaga keamanan dari TNI-Polri, terlebih belum lama ini terjadi insiden ledakan bom di Polsek Astana Anyar.

Peristiwa Bom Bunuh Diri saat Apel Anggota Polsek Astanaanyar

 

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi ketika para anggota Polsek sedang melakukan apel pagi sekira pukul 8.00 WIB dan terdapat pelaku seorang diri mencoba mendekati Polisi.

Saat ditahan agar tidak mendekati anggota yang sedang apel pagi, pelaku peledakan bom sempat mengacungkaan senjata tajam jenis pisau dan seketika ledakan pun terjadi.

Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, satu korban lainnya merupakan warga sipil yang saat insiden terjadi berada di dekat area Kantor Polsek Astana Anyar.

Adapun 10 anggota kepolisian dan satu orang warga yang menjadi korban, disebabkan serpihan dari ledakan bom bunuh diri.

“Terkait tenaga bantuan dari TNI-Polri, seperti tahun-tahun sebelumnya pada masa Nataru dan Lebaran, kami biasanya memang dibantu oleh TNI Polri,” imbuh Kuswardoyo.

Menurutnya, dalam masa Nataru, bantuan petugas keamanan sangat diperlukan, sebab jumlah perjalanan kereta api kerap mengalami peningkatan yang signifikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan