SCC Bisa Jadi Pengendali Inflasi Jabar di Masa Depan

JABAREKSPRES.COM – Keberhasilan Pemprov Jabar meraih penghargaan sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Terbaik untuk Wilayah Jawa-Bali tak lepas dari kolaborasi berbagai pihak. Di sana ada peran Bank Indonesia yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dalam mengusung berbagai program TPID.

“Kolaborasi dan sinergitas ini dilaksanakan untuk menjaga laju inflasi tetap berada dalam rentang target yang telah ditetapkan, sekaligus mendukung pemulihan ekonomi pasca Covid-19,” ujar Deputi Direktur Senior Bank Indonesia Jawa Barat Taufik Saleh.

Menurut Taufik, TPID Jabar menerapkan strategi 4K yang menjadi acuan program pengendalian inflasi. 4K yang dimaksud adalah Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

“Kami berusaha menjaga stabilitas harga bahan pokok penting di Jabar. Ini dilakukan melalui program-progam strategis untuk meminimalkan lonjakan harga bahan pokok antara lain dengan penguatan dan kolaborasi dengan satgas pangan untuk mencegah tindakan-tindakan yang menyebabkan harga melonjak,” jelas Taufik.

Untuk itulah, pelayanan informasi pasar bagi masyarakat konsumen dan pedagang pasar sangat diutamakan supaya mereka mengetahui harga terkini komiditas pangan strategis. Selain itu, juga dilakukan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pemantauan stok komoditas pangan agar kelangkaan pasokan yang dapat menyebabkan harga meningkat berlebihan, bisa dihindari.

“Keterjangkauan harga menjadi ujung tombak pengendalian inflasi. Ini juga mengindikasikan mekanisme pasar yang berjalan baik, terhindar dari distorsi harga dan tindakan-tindakan menyimpang yang mempengaruhi keseimbangan permintaan dan penawaraan, serta pembentukan harga wajar di pasar,” jelasnya.

 

Selain itu, ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat juga menjadi faktor pencegah terjadinya gejolak harga. Kondisi ini akan tercapai bila produksi barang dan jasa mampu mencukupi kebutuhan masyarakat konsumen.

“Tantangan muncul karena produksi komoditas tertentu seperti hasil pertanian sangat dipengaruhi faktor musim sehingga kita perlu merumuskan strategi tepat mengatasinya seperti pengaturan pola tanam, bibit pangan berkualitas, dan teknologi pertanian yang tepat. Tapi masalah penanganan pasca panen, penyimpanan, dan distribusi pun harus diperhatikan pula,” kata Taufik.

Selanjutnya, perhatian TPID adalah dalam kelancaran distribusi. Distribusi barang yang lancar akan memastikan barang kebutuhan tersedia di pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya logistik dan transportasi yang efisien. Distribusi yang tersendat dapat memicu terjadinya inflasi karena terjadi gangguan dalam rantai pasok.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan