Oleh : Yuli Nurhayati
KONSEP Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan merdeka belajar telah melengkapi khasanah pendekatan pendidikan yang selama ini digunakan.
Paling tidak ada tiga poin penting dari pembelajaran berdiferensiasi sebagai penajaman dari metode-metode sejenisnya, khususnya yang berhubungan dengan konsep pendidikan karakrer. Tiga poin penting itu menyangkut tujuan, proses dan konten serta sifatnya.
Dilihat dari aspek tujuannya, pendekatan ini memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa.
Dilihat dari aspek proses dan kontennya pembelajaran ini menitikberatkan pada produk pembelajaran, proses dan konten. Sedangkan berdasarkan sifatnya pendekatan ini bersifat proaktif, kualitatif, berakar pada penilaian, dan bersifat dinamis.
Ketiga poin penting dalam pembelajaran berdiferensiasi selaras dan dapat diintegrasikan dengan konsep pendidikan karakter sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral dan pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Kemdikbud, 2020).
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.
Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (penguatan emosi) tentang moral, dan moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebajikan (moral).
Dalam implentasinya pendidikan karakter merupakan Integrasi proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah yang dilaksanakan dengan berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan khususnya dalam mewujudkan
Lima Nilai Karakter Utama yang meliputi religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan.