dabaik kuy
kita berharap muhammadiyah masuk ke tambang nikel dan lithium… (ini oil masa depan).. rakyat sejahtera kalau tambang diurus muhammaduyah… muhammadiyah punya modal utk bikin ushaa tambang
Mbah Mars
Baju lusuh Bajunya pengamen Biarpun perusuh Sikapnya tidak cemen
Leong putu
Baju lusuh / Celananya tak lusuh / Biar perusuh / Komennya tak pernah misuh /
Mirza Mirwan
Kalau anda mengikuti pidato penutupan muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48 oleh Wapres KH Ma’ruf Amin tadi malam, mungkin tersenyum geli — atau malah tertawa ngakak. Seperti saya yang mengikutinya lewat TvMu. Juga seperti hadirin di Edutorium UMS. Sudah menjadi rahasia umum, di kalangan NU, tiap kali sebelum mengucapkan salam penutup pasti didahului ucapan “Wallahul muwafiq ilaa aqwamit thariq”. Sementara di kalangan Muhammadiyah didahului ucapan “Nashrun minallah wa Fathin qarib” — saya malah lupa sejak kapan itu, karena dulu “Wabillahit Taufiq Wal hidayah”. Nah, tadi malam itu, Wapres mengucapkan “Nashrun minallah wa Fathin qarib. Wabasysyiril mukminin.” Dan hadirin bertepuk tangan berkepanjangan. Wapres tidak segera mengucapkan salam penutup. Eh, setelah tepuk tangan reda, ternyata Wapres menyambungnya dengan “Wallahul muwafiq ilaa aqwamit thariq” sebagaimana kebiasaan Nahdiyin. Dan lagi-lagi hadirin bertepuk tangan berkepanjangan. Entah mereka paha menyahut salam penutup wapres atau tidak, karena yang terdengar hanya tepuk tangan.
mzarifin umarzain
Setelah orasi nya pak Anwar Abbas, ada acara bertanya. saya bertanya, apa di Muhammadiyyah pernah ada penelitian/survey, berapa % anggota2 nya yg hafal surat alFaatichah & Terjemahan nya? jawab nya: belum pernah. kini saya usul agar diadakan penelitian tsb. agar Muhammadiyyah realistis, tahu realita fakta yg vital, anggota2 nya. agar tak pasip, tak menunggu. agar lebih dinamis, lebih bertaqwa. kekuatan muslimiin ada di taqwa nya.
Mbah Mars
KH. AR Fahrudin, ketua PP Muhammadiyah terlama, sosoknya low profile. Saat mengisi pengajian ditanya jamaah: “Pak AR, bagaimana hukumnya makan kadal ?” Mendengar pertanyaan itu Pak AR menjawab santai dengan cara bertanya: “Di daerahmu masih ada ayam?” “Banyak Pak”, jawab penanya. “Kambing?” “Banyak juga Pak”. “Sapi ?” “Banyak dong Pak”. “Ikan ?” “Banyak Pak”. “Makanlah ayam, kambing, sapi, ikan. Jika semua habis baru boleh makan kadal”, jawab Pak AR. Dalam pengajian lain ada yang bertanya, “Pak AR kalau kita sholat di Bulan, kita menghadap kemana Pak ?” . Lagi-lagi Pak AR menjawab santai. “Akan saya jawab pertanyaanmu kelak kalau kamu mau berangkat ke Bulan”