KAB BANDUNG – Atlet Panjat Tebing Sabila Silmi Zukhruf menjadi salah satu putri daerah kebanggaan Kabupaten Bandung yang mencetak prestasi luar biasa di Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat (Porprov Jabar) ke XIV.
Bagaimana tidak, selain berhasil mengharumkan nama daerah, gadis kelahiran Bandung, 20 Maret 2007 itu jadi atlet peraih medali emas di ajang olahraga empat tahunan tersebut.
“Aku kemarin alhamdulillah dapet emas di kategori Dyno Perorangan Putri,” kata Sabila kepada Jabar Ekspres, Sabtu (19/11).
Dia mengaku, keberhasilannya selain oleh usaha dan doa, juga karena dukungan semua pihak terutama orangtua, sang ibu bernama Vivy dan ayah Agusni.
“Mulai ikutan panjat tebing pas usia empat tahun, tapi enggak yang latihan banget cuman coba-coba ikut manjat,” ucap Sabila dikutip dari laman porprov.bandungkab.go.id.
Ketertarikannya pada olahraga panjat tebing, bermula karena sering melihat aksi sang ayah yang merupakan penghobi memanjat.
“Ayah dulu panjat tebing juga tapi bukan atlet, cuman hobi aja manjat. Pas aku suka panjat tebing juga dapet dukungan penuh,” ujar Sabila.
Gadis dengan tinggi 149 sentimeter itu menjelaskan, untuk ketekunan latihan rutin, dilakukan saat menginjak usia 8 tahun tepatnya pada 2015 lalu.
“Kalau latihan yang rutin dan serius sampai ikut lomba itu pas tahun 2015, waktu itu aku ikut Bupati Cup dan langsung juara pertama, kategorinya Lead,” jelas Sabila.
“Mulai rutin 2015 itu pas setelah Bupati Cup, aku langsung masuk Pengcab (Pengurus Cabang) Olahraga Panjat Tebing,” lanjutnya.
Bakatnya yang menonjol di olahraga panjat tebing itu, tak hanya menghasilkan prestasi pada ajang Bupati Cup 2015 lalu, namun di Porprov Jabar ke XIV tahun 2022 pun Sabila memperlihatkan kemampuannya.
“Sebelumnya kategori Dyno itu belum ada, jadi ini Dyno di Porprov baru pertama kali diadain buat dipertandingkan,” imbuhnya.
Meski baru pertama kali dipertandingkan pada cabang olahraga (cabor) panjat tebing di Porprov Jabar ke XIV, Sabila berhasil meraih medali emas untuk kategori Dyno Perorangan Putri.
“Kalau di dyno perorangan, yang jadi tantangan itu di loncatan. Tangan sama kaki dominan, tapi semua (otot) anggota tubuh dipake semua bekerja,” paparnya.