BANDUNG – Penyakit gagal ginjal akut progresif di Jawa Barat (Jabar) diketahui belum ada penambahan untuk saat ini. Meski begitu, penyebaran penyakit tersebut cukup mengkhawatirkan dan patut diwaspadai. Pasalnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar mencatat 21 orang dinyatakan tewas akibat terjangkit penyakit ganas tersebut.
Ketua Tim Surveilens dan Imunisasi Dinkes Jabar, dr Dewi Ambarwati mengungkapkan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan instansi lainnya untuk mewaspadai kasus gagal ginjal bagi anak itu.
“Kami sangat intens berkoordinasi dengan Polda, rumah sakit, dan Kemenkes,” ujar Dewi saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Sabtu 12 November 2022 lalu.
Kata dia, pihaknya juga melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran obat-obatan cair atau sirup itu. “Tapi untuk penarikan obat bukan wewenang kami. Kami sudah menyurati kabupaten dan kota di Jabar untuk melakukan pengawasan ketat,” ucap Dewi.
Anak Jarang Kencing Perlu Diperiksa Ginjal
Tak hanya itu, Dewi mengaku, pihaknya juga memberikan edukasi dan imbauan kepada masyarakat secara masif. “Ada dua hal yang harus mereka ingat. Jika anak jarang kencing atau sama sekali tidak kencing, orang tua harus segera melakukan pengecekan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum menduga, jajanan jajanan yang dijual di sekolah-sekolah juga bisa menyebabkan gagal ginjal akut apabila dikonsumsi semabarang anak-anak.
Meskipun sampai saat ini, penyebab awal munculnya penyakit gagal ginjal akut masih terus diawasi pemerintah pusat.
“Jadi bukan hanya obat berbentuk cair atau sirup yang menjadi perhatian masyarakat. Tetapi seluruh makanan dan minuman yang diduga membawa dampak terhadap kesehatan anak-anak juga itu harus dijaga,” ujar Uu kepada Jabar Ekspres, Sabtu 5 Oktober 2022 silam.
Uu menjelaskan, kemungkinan besar jajanan yang popuper di jual di sekolah-sekolah itu disajikan dengan hal-hal yang tidak sesuai aturan.
“Tapi masih saja ada orang yang jualan di sekolah dengan niat hasil yang sebanyak-banyaknya, modalnya sedikit, kemudian membuat hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan yang ada seperti kandungan gizinya, kesehatan, higenis, dan lain sebagainya,” katanya.
Maka dari itu, Uu berharap masyarakat khususnya orang tua untuk dapat berhati-hati menjaga anaknya saat membeli makan dan minum. (san/tur)