“Kebangsaan merupakan program pengabdian pertama LDII, sebab berkaitan erat dengan pembangunan sumber daya manusia. LDII membangun SDM yang berkarakter profesional religius lewat pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Harapannya, warga LDII profesional tapi tidak meninggalkan sisi religiusitasnya,” urainya.
Selain itu, Dwi menambahkan, pemahaman wawasan kebangsaan akan meminimalisir terjadinya konflik, baik yang berasal dari gesekan antar umat beragama, konflik sesama penganut agama maupun antar kelompok masyarakat,
“Indonesia ini rumah besar rakyat Indonesia, yang memiliki banyak kamar. Para penghuni kamar berasal dari agama, suku, bangsa yang berbeda dengan identitas masing-masing. Sehingga dipersilahkan bagi mereka untuk beribadah sesuai agamanya sepanjang masih di dalam kamarnya. Ketika berada di ruang publik seperti ruang keluarga atau ruang tamu, harus ada nilai bersama yang menjadi konsensus dan kesepakatan para penghuni kamar. Jika ada yang berselisih, inilah yang tidak dibenarkan oleh negara,” pungkasnya. (*)