JABAREKSPRES.COM – Sebuah tulisan mengenai penyelenggaraan Piala Dunia oleh sebuah negara Islam, dimana pesertanya mayoritas non muslim. Membuat peraturan yang diterapkan dinegara tersebut menjadi kontroversial. Bagaimana aturan Islam bisa diterapkan di sebuah ajang sepak bola terbesar Piala Dunia.
Piala dunia yang akan berlangsung pada 20 November 2022 tersebut, menjadi kehebohan bahkan sebelum kompetisinya dimulai. Hal ini karena danya tudingan bahwa negara Qatar sebagai tuan rumahnya melakukan banyak pelanggaran HAM.
Yang paling banyak menjadi sorotan adalah peraturan mengenai sex bebas dan keberadaan kaum LGBT lengkap dengan seluruh atributnya.
Menyikapi kontroversi tersebut, ada tulisan menarik dari laman islami.co yang ditulis oleh Khairul Anwar.
Tulisan tersebut menjabarkan seperti apa penerapan hukum islam di Qatar dan tetap akan diterapkan meskipun menjadi penyelenggara ajang terbesar sepakbola dunia tersebut.
Berikut isi tulisan tersebut.
Piala Dunia Qatar 2022: Penegakan Hukum Islam dan Isu Lingkungan Hidup
Setelah 20 tahun lamanya kita menanti, turnamen akbar kembali digelar di benua Asia. Kali ini, Piala Dunia 2022 dihelat di Qatar. Negara teluk ini dipercaya oleh FIFA untuk menggelar ajang prestisius tersebut. Sebelumnya, Jepang dan Korea Selatan pernah merasakan menjadi host turnamen garapan FIFA itu pada edisi 2002 atau dua dekade yang lalu.
Tidak lama lagi, kita akan disuguhi permainan menawan dari para jagoan lapangan hijau. Piala Dunia Qatar 2022 tinggal menunggu tiupan peluit wasit. Sebanyak 32 negara dari lima benua akan saling baku hantam memperebutkan trofi emas Piala Dunia mulai 20 November hingga 18 Desember 2022.
Soal siapa yang bakal jadi pemenang, Wallahu’alam. Hanya Allah Swt yang tahu. Kita sebagai manusia hanya bisa memprediksi tentang siapa jawara dunia tahun ini. Kalau saya, memprediksi Brasil, Argentina, atau Inggris, yang bakalan mengangkat trofi di akhir hajatan. Akan tetapi, berhubung ini adalah media keislaman, tulisan ini jelas tidak menyoal prediksi pertandingan.
Justru lebih menarik menyoroti bagaimana Qatar, sebagai negara dengan populasi Muslim akan menggelar pesta sepakbola yang notabene milik semua agama. Dalam arti, ratusan ribu supporter dari berbagai latar belakang agama dan budaya akan berbondong-bondong ke Qatar. Semua dengan tujuan menikmati permainan si kulit bundar ini. Campur-baur identitas dan kebudayaan niscaya akan terjadi. Belum lagi dari kalangan supporter fanatik dari negara-negara Eropa atau Amerika Latin yang jelas berbeda dengan budaya Arab ala Qatar.