JAKARTA – Untuk mengisi calon wakil presiden (Cawapres) sebagai pendamping Anies Baswedan sejauh ini masih belum menemukan kata sepakat antara Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Untuk diketahui, Partai Demokrat menginginkan agar Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) jadi Cawapres untuk mendampingi Anies. Begitu pun dengan PKS yang sama-sama mengincar jabatan cawapres.
Jika kedua Partai tersebut tidak menemukan kata sepakat, maka bukan tidak mungkin koalisi yang dibentuk bersama Partai NasDem bisa bubar di tengah jalan.
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis Fadhli Harahab pernah mengatakan, Partai NasDem sendiri memberikan alternatif untuk pendamping Anies Baswedan dengan memilih tokoh nonpartai.
Langkah Parta NaDem ini dinilai sangat tepat. Agar ada jalan tengah untuk PKS dan Demokrat. Akan tetapi, jika kedua partai itu, tetap bersikukuh untuk mengajukan cawapres maka koalisi bisa saja bubar.
Dia menilai, koalisi yang dibangun NasDem, PKS dan Demokrat belum sepenuhnya terbangun dengan baik. Hal ini akan membuyarkan rencana ke depannya jika PKS dan Demokrat sama-sama ngotot.
“Jika PKS dan Demokrat menawarkan kadernya jadi cawapres. Bisa bubar di tengah jalan itu konsolidasi,” pungkasnya.
Sementara itu, Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro melihat, ketiga partai yang membangun koalisi ini belum menemukan kesepemahaman mengenai sosok yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Antara PKS dan Demokrat measih memiliki kepentingan politik untuk mengajukan kadernya masing-masing. Partai Demokrat untuk mengedepankan AHY dan PKS mengedepankan Aher.
Langkah Anies yang menginginkan calon cawapres harus memiliki potensi electoral tinggi adalah langkah yang tepat. Terutama, cawapres yang mapu memberikan tambahan suara pada Pilpres nanti.
Diketahui, dukungan Anies untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur sangat lemah. Padahal kedua provinsi itu memagang kunci kemenangan dalam Pilpres nanti.
Jika menelisik kedua Cawapres yang disodorkan oleh Demokrat dan PKS, belum memiliki electoral yang baik. Keduanya dinilai tidak bisa memberikan tambahan electoral kepada Anies.
Untuk itu, dia menyarankan, untuk Partai democrat dan PKS tidak perlu ngotot untuk mengusung kadernya agar bisa mendampingi Anies.