“Jadi siapapun kalau ada orangtua yang (kondisinya) ada yang menyantuni, Pemprov Jabar siap menerima di berbagai griya,” imbuhnya.
Kendati demikian, diterangkan Uu, bukan berarti setiap orangtua harus dititipkan ke panti sosial, sementara kondisinya masih mempunyai keluarga dan sanggup untuk merawatnya.
“Karena kita tahu, yang namanya mengurus orangtua itu hukumnya wajib, justru menelantarkan orangtua itu berdosa,” terangnya.
“Bukanlah orang yang baik, bukan anak baik apabila punya orangtua tapi dititipkan kepada panti,” lanjut Uu.
Dia memaparkan, apabila seseorang merawat orangtuanya, maka termasuk upaya dalam mendekatkan diri kepada Allah.
“Justru jadi tawasul, kiat menjadi sukses, karena doa orangtua itu mustajab. Harusnya merasa bahagia bagi orang yang mempunyai orangtua, masih punya bapak, punya emak, punya aki (kakek),” papar Uu.
Dia menuturkan, bentuk rasa syukur karena mempunyai orangtua yakni dengan cara merawatnya secara baik dan bukan dibawa atau dititipkan ke panti sosial.
“Di sini mengurus lansia bagi yang sudah tidak punya keluarga atau terlantar. Mudah-mudahan ini diikuti oleh bupati atau walikota dengan membentuk panti lansia,” tutur Uu.
“Lansia sehat, berdaya dan sejahtera. Sesuai situasi dan kondisi, pemberian ukhrowi,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Jabar, Dodo Suhendar mengatakan, dibentuknya Pesantren Lansia di UPTD PPSGL itu, bertujuan agar para orangtua usia lanjut bisa mendekatkan diri kepada Allah di sisa umurnya.
“Setelah kita petakan ada yang belum bisa baca Al Quran, sholat jarang dan belum bisa bacaan sholat,” kata Suhendar.
“Implementasinya di kehidupan agamanya adalah (membentuk) akhlaknya. Ini berbeda dengan pesantren lain karena di sini (belajar agama) seumur hidup,” lanjutnya.
Dijelaskan Suhendar, metode yang diberikan pun disesuaikan dengan umur lansia, sehingga tergolong lebih kepada pendampingan religi.
“Kita saat ini di griya lansia (UPTD PPSGL) nanti dikembangkan ada di Karawang, Garut, Sukabumi. Di sini jumlahnya ada 150 lansia,” jelasnya.
“Kami mengajak semua komponen dari para pemuka agama, perguruan tinggi mungkin ingin berbagi, bisa di sini berbagi kebahagiaan,” pungkas Suhendar. (Bas)