JABAREKSPRES.COM – Di era modernisasi dimana tekanan hidup menjadi lebih berat dan berjuta masalah terus menghampiri, membuat manusia seakan tidak pernah terbebas dari persoalan hidup. Berikut ada doa yang bisa dipanjatkan agar terlepas dari masalah berat yang menghimpit dan bisa juga untuk menjaga kesehatan mental kita.
Doa ini pernah diajarkan Rasulullah saw kepada putrinya, Siti Fathimah ra. Rasulullah saw meminta Fathimah ra untuk membacanya pagi dan sore hari.
Dengan rutin membaca doa ini, diharapkan ada uluran tangan dari Allah untuk membantu menyelesaikan permaslaahan yang sedang dihadapi. Karena begitu Allah sudah terlihat, segala hal yang susah menjadi mudah dan yang berat akan menajdi ringan.
Dengan doa ini juga, jiwa akan menjadi lebih tenang, karena kita menjadi lebih dekat dengan Allah, sehingga mental kita akan menjadi lebih sehat. Mampu berfikir secara logis dengan mengedepankan iman bukan emosional.
Dilansir dari islam.nu.or.id, doa ini intinya memohon rahmat dan keterlibatan Allah swt dalam menyelesaikan masalah kita.
Doa ini diriwayatkan oleh Imam An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi.
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ashlih lī sya’nī kullahū, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin.
Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Bawakanlah kemaslahatan pada segala urusanku. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR An-Nasai, Ibnu Sunni, Al-Hakim, Al-Baihaqi).
Ahmad bin Amr bin Dhahak meriwayatkan doa yang kurang lebih serupa dari Rasulullah saw. Ia meriwayatkan bahwa doa ini merupakan permohonan yang paling sering dibaca Rasulullah saw pada saat saat menghadapi musuh di bukit Uhud.
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ ، اكْفِنِي كُلَّ شَيْءٍ وَلا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yā hayyu, yā qayyūmu, bi rahmatika astaghītsu, ikfinī kulla syay’in, wa lā takilnī ilā nafsī tharfata ‘aynin.
Artinya, “Wahai Zat yang maha hidup dan maha kekal abadi, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan. Cukupilah aku dalam mengatasi segala urusan. Janganlah Kaubiarkan aku sendiri menyelesaikan urusan meski sekejap.” (HR Ahmad bin Amr bin Dhahak).