12 Rumah Terancam Bahaya Pergeseran Tanah di Bandung Barat, Penghuni Diungsikan

BANDUNG BARAT– Sebanyak 12 rumah di Kampung Nyalindung, RT 02 RW 10 Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat terancam bahaya pergeseran tanah yang terjadi secara mendadak.

Peristiwa pergeseran 13 rumah di Kampung tersebut dilaporkan terjadi pada Senin, (18/10/2022) dini hari.

Camat Rongga Agus Rudiyanto menyebutkan, peristiwa pergeseran tanah di Kampung Nyalindung tersebut diduga dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi serta durasi yang cukup lama sebelumnya.

“Kejadian pergeseran tanah itu terjadi pada hari Senin dini hari, peristiwa itu terjadi setelah diguyur hujan pada malam harinya. Jadi ketahuan oleh masyarakat itu setelah tanahnya ada yang berbeda pada pagi harinya,” kata Agus saat dihubungi, Selasa (18/10/2022).

Dari informasi yang didapatkan , area tanah yang mengalami pergeseran itu seluas 100 meter persegi. Di area tersebut kondisi geografisnya tercatat juga sebagai titik rawan lantaran berada di dataran miring dengan kontur tanah yang labil.

“Kurang lebih radius pergeseran tanahnya 100 meter. Lokasinya itu memang dataran perbukitan jadi dekat dengan lereng, kontur tanah pun labil sehingga terkena hujan tanahnya bergeser,” kata Agus.

Akibat dari pergeseran tanah itu, 12 rumah di Kampung Nyalindung terancam. 1 rumah diantaranya mengalami kerusakan,mulai dari bagian teras yang bergeser, tembok retak sampai bangunan rumah yang terancam roboh.

“Total yang terancam 12 rumah dan 1 rumah mengalami kerusakan. Sementara ini mereka mengungsikan diri ke rumah saudara terdekat. Kita juga khawatir ada pergerakan tanah susulan yang bisa mengakibatkan bangunan ambruk,” kata Agus.

Dari hasil pendataan dan investigasi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), selain mengancam 12 rumah, mengakibatkan 1 hektar lahan pertanian persawahan mengalami penurunan.

“Satu rumah mengalami kerusakan atasnama Asep Taruna (32), dan totalnya ada 12 rumah terancam, luas area penggerakan tanah diperkirakan seluas 2 hektar,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPDB KBB, Duddy Prabowo, saat dihubungi terpisah.

Duddy juga mengatakan saat ini yang dibutuhkan adalah kajian lebih lanjut dari badan geologi serta bantuan logistik.

“Kebutuhan mendesak saat ini, kajian dari badan geologi dan bantuan logistik untuk satu keluarga,” tuturnya

Duddy menghimbau masyarakat sekitar pergerakan tanah agar selalu waspada.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan