“Pernah ada, seorang pengunjung asal Jakarta, sengaja datang ke sini. Lihat kondisi seperti ini, ia kemudian membersihkannya,” katanya.
Hari juga menyebut, kebanyakan ada wisatawan asal luar negeri yang sengaja datang ke monumen tugu Jughuhn itu.
“Kadang ada juga dari luar negeri, sengaja datang ke sini,” kata Hari.
Hari begitu ramah kepada setiap pengunjung, terinspirasi dari Jughuhn, seorang yang dilupakan baik di Jerman apalagi di Indonesia.
“Saya terinspirasi oleh Jughuhn, seorang ilmuwan yang hebat, dan terlebih kecintaannya pada alam membuat saya sangat terinspirasi,” imbuhnya.
Dari sosok Jughuhn ini, Hari berteman dengan budayawan, geologis, dan sejarawan. Seperti Hawe Setiawan yang menulis disertasinya di Institut Teknologi Bandung berjudul Representasi Visual Lanskap Alam Priangan Abad-19 dalam Ilustrasi Franz Wilhelm Junghuhn, kemudian dijadikan buku berjudul Sunda Abad ke-19: Tafsir atas Ilustrasi-Ilustrasi Jughuhn (2019).
Jughuhn yang Dilupakan
Bila hendak berkunjung ke Monumen Tugu Jughuhn yang berada di Lembang, ketika membaca buku daftar pengunjung di halaman pertama, pasti akan membaca sebuah autobiografi singkat mengenai Jughuhn.
“Yang terhormat para pengunjung tempat peringatan ini,” tulisnya
“Siapa atau apapun yang menyebabkan Anda berkunjung ke sini, kebetulan atau ingin tahu, Anda pasti akan mengetahui bahwa makam Franz Wilhelm Junghuhn bukan sama sekali makam yang terkenal,” lanjutnya
Dan dari sini kita akan mengetahui betapa banyak jasa Jughuhn pada ilmu pengetahuan.
“Di Indonesia, pembagian flora dan iklim wilayah Jawa yang pernah diuraikan pertama kali oleh Jughuhn, paling tidak telah dimanfaatkan menjadi pelajaran geografi kelas 2 SMA,” katanya.
“Jughuhn telah dilupakan, bahkan di Jerman dan Indonesia,” tuturnya.
Lalu mengapa harus Lembang? Ada hubungan apa Jughuhn dengan Lembang? Dan, mengapa ia memilih Lembang sebagai tempat peristirahatan terakhirnya?
“Tempat di mana Anda berada, telah dipilih Jughuhn sebagai tempat peristirahatan terakhir untuk dirinya sendiri,” tulis buku daftar pengunjung tersebut.
Di monumen tugu Jughuhn itu, “Rumahnya terletak di hutan kecil ini, terdapat rumah yang mewah,” ungkapnya
Dan setelah Jughuhn meninggal dunia, “Istrinya mendirikan tugu peringatan,” imbuhnya.