WASHINGTON DC – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Menran SYL) mengajak seluruh anggota negara G20 untuk membangun kolaborasi aktif dalam mengantisipasi krisis pangan global.
Demikian disampaikan SYL pada Joint Finance Agricultural Minister Metting (JFAMM) di Washington D.C, Amerika Serikat, Selasa waktu setempat.
“Ada 3 isu yang saya sampaikan, tetapi intinya adalah krisis pangan 2023 harus terantisipasi dengan baik dan kita harus membuka kerjasama yang kuat antar negara agar bisa keluar dari tekanan krisis,” ujar SYL, Selasa, (11/10).
Menurut SYL, pertemuan Menteri Pertanian dan Menteri Keuangan seluruh dunia pada JFAMM ini sangatlah penting dalam menentukan langkah bersama ke depan. Sebab kata SYL, bicara pangan adalah bicara kemanusiaan yang tidak boleh dibatasi oleh kepentingan apapun.
“Pertemuan ini (JFAMM) sangat penting karena kita bicara terhadap bagaimana keterkaitan antara kesiapan menghadapi krisis pangan dunia atau apa yang harus kita persiapkan untuk antisipasi agar pertanian di semua negara mampu mengadaptasi dengan baik,” katanya.
Karena itu, SYL mendorong agar semua negara membuka jalur distribusi pangan terbuka. Bagaimanapun juga, pangan adalah kebutuhan bersama dan bisa menjadi solusi dalam meregangkan ketegangan geopolitik dunia.
“G20 berkomitmen untuk menyediakan pangan dan gizi bagi semua orang. Juga dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi. Dan yang penting memastikan ketahanan pangan secara berkeadilan,” katanya.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mendukung upaya Kementan dalam memperkuat kemanan pangan dan meningkatkan skala produksi nasional. Bagi Sri Mulyani, pangan adalah sektor penting yang tidak boleh dipisahkan karena berbagai ancaman krisis dunia.
“Saya mendukung dan berkomitmen mendukung sistem ketahanan dan kemanan pangan nasional. Saya juga mendukung peningkatan produksi yang kini tengah dilakukan,” jelasnya. (yan).