20 Tahun Menemani, Naruto Memang Pantas Dikenang

Dua puluh tahun semenjak Naruto tayang, banyak kisah yang memang layak untuk dikenang.

Bagi mereka anak ’90-an sampai 2000-an, pasti akrab dengan karakter besutan Masashi Kishimoto ini.

Apa yang membuat Naruto terasa begitu nolstagis adalah karena ia turut ambil bagian dari masa kecil kita.

Kita kerap kali tersenyum haru ketika mengingat kembali bagaimana kita mesti berlari dari pulang mengaji agar bisa menyaksikan Uzumaki Naruto di televisi.

Tak jarang pula, beberapa di antara kita, merengek kepada orang tua untuk absen mengaji pada “hari ini” karena penasaran yang tak tertanggungkan ketika mengetahui bahwa Naruto sudah menguasai jurus rasengan dari gurunya yang legendaris itu, Jiraiya.

Di pengajian pun, pikiran polos kita sudah buyar terlebih dahulu. Membaca Iqra 4 kerap diinterupsi oleh scene-scene duel antara Naruto melawan Sasuke di mata air terjun yang pada akhirnya mengundang air mata itu.

Saya masih ingat, ketika itu saya sengaja kabur ngaji seraya sudah pasang badan dan seribu alasan kepada ibu yang sudah pasti bertanya curiga, “Kenapa udah pulang lagi?”.

Agaknya ibu pun tahu bahwa semua alasan yang saya berikan cuma akal-akalan saja agar bisa nonton “pelem cemen, pelem kardus” begitulah ibu menyebut anime Naruto hingga SpongeBob.

Yang pasti, selalu ada perjuangan yang mesti ditempuh hanya agar bisa menyaksikan duel akhir adu chidori-nya Sasuke dan rasengan-nya Naruto di televisi silam. Kabur ngaji lah, lari-lari dan kemudian jatuh di jalan lah, dimarahi ibu lah, hingga diinterogasi ayah lah.

Sialnya, perjuangan dan rintangan seperti di atas terasa gedek ketika tayangannya ternyata sudah selesai di televisi. Paling banter cuma bisa melihat lagu penutupnya saja. Ketonton tidak, dimarahi iya. Sial.

Namun, itulah apa yang saya sebut bahwa Naruto merupakan bagian dari kehidupan masa kecil kita.

Sekarang ini, Naruto sedang menjadi trending topik di Twitter. Untuk mengenang dua puluh tahun semenjak Naruto mengudara, kisah epik Hokage terbaik sepanjang sejarah itu dibikin ulang (remake).

Scene-scene paling berkesan seperti ketika Naruto kecil termangu kesepian di sebuah ayunan pun di-remake. Begitu juga dengan momen-momen Perang Dunia Shinobi antara aliansi semua negara melawan kongsi dua Uchiha, Obito dan Madara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan