“Mungkin kami ingin mempresentasikan apa yang kami dapat dari wacken tersebut,” ucap vokalis Lucidia, Christian.
Sementara itu, sang majelis hakim, Man Jasad menyebut musik metal sudah menjamur dimana-mana dengan kuantitas yang banyak, berkualitas dengan keindonesiaan.
Dengan munculnya Ludicia ke permukaan skena musik metal, dimana band ini baru lahir pada 2019 dan melejit, Man Jasad mengatakan, ini pembuktian bahwa metal tidak lagi dimonopoli oleh band-band lama.
Terlebih, sejak pertamakali berdiri hingga saat ini Ludicia telah melahirkan album perdana bertajuk Avontur yang dirilis pada 1 Mei 2022, dan disusul dengan single bertajuk “Intiha” sebagai persembahan sebelum keberangkatan Ludicia ke W:O:A Metal Battle, Jerman.
“Mudah-mudahan musisi Indonesia tidak berpaku di Indonesia, karena panggung itu no border, mari kita tunjukkan ke dunia. Sedikit gaya, namun banyak karya,” imbuhnya.
“Demikian ini hasil dari DCDC Persidangan Musik dengan terdakwa Lucidia, dinyatakan selesai. Semoga Ludicia bisa perform di banyak negara,” tandasnya.
Bersamaan, setelah DCDC Persidangan Musik beres digelar, Perwakilan DCDC, Agus Danny Hartono memaparkan alasannya, membawa Lucidia untuk disidangkan pada Kamis (23/9) malam itu.
“Lucidia adalah band dari Bali yang jadi pemenang dalam W:O:A Metal Battle Indonesia, yang kami berangkatkan ke Jerman,” ujarnya.
Dimana keberangkatan mereka pun, kata Agus, menghasilkan capaian yang memuaskan. “Alhamdulillah, menempati posisi enam dari 42 negara. Secara prestasi, luar biasa. Karena Asia bisa menempati urutan 10 besar,” pungkasnya. (zar)