BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah menargetkan Jawa Barat sebagai daerah percontohan peralihan kendaraan konvensional atau berbasis BBM ke listrik.
Ridwan Kamil memastikan di tahun 2023 mendatang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan memberikan kendaraan listrik untuk operasional dinas ke-26 perangkat daerah.
“Nah tahun 2023, jika ada pembelian kendaraan-kendaraan dipastikan sudah mulai transisi ke mobil listrik dan memang sudah saya kirimkan surat kepada dinas-dinas dan daerah-daerah untuk itu,” jelas Gubernur yang akrab disapa Emil itu usai meresmikan gedung baru Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas Utama Jabar (MUJ), Senin (19/9) malam.
Tak hanya itu, Pemprov Jabar juga telah memiliki peraturan daerah (Perda) nomor 2 tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 – 2050.
Dalam perda tersebut, kata Emil, salah satu hal yang dibahas adalah skema peralihan kendaraan konvensional ke listrik secara berkala.
“Jabar itu provinsi yang punya Perda terkait rencana umum energi daerah. Jadi dalam hitungan sekian tahun harus ada energi campuran atau transisi, minimal 25 persen populasi mobil itu harus sudah listrik,” ungkapnya.
Sehingga dalam mendukung hal tersebut, ia mengaku telah menginstruksikan BUMD PT Utama Jabar (MUJ) untuk ikut berperan dalam rangka transisi kendaraan konvensional ke listrik. Apalagi, menurut Emil, MUJ adalah BUMD Induk (Holding) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kalau dia holding artinya harus lebih gesit karena Perda ini membuka MUJ boleh berbisnis apa saja selama hubungannya dengan energi. Jadi sedang digarap, soal solar panel dulu terus motor listrik,” imbuhnya
Sementara, Direktur Utama PT Migas Utama Jabar (MUJ), Begin Troys mengaku bahwa pihaknya akan berkomitmen dalam mendukung akselarasi transisi kendaraan konvensional ke listrik.
Bahkan di tahun ini, Begin menargetkan pembangunan Insfratruktur kendaraan listrik berupa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di wilayah Bandung Raya.
“Bandung Raya dulu yang kita prioritaskan, misalkan untuk motor listrik di Bandung ada 100 titik (SPKLU) supaya ketika di tengah jalan mau mengisi daya itu mudah,” ujar Begin.