PROBOLINGGO – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendapat sambutan meriah ketika mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid di Paiton Probolinggo pada Rabu, (14/9).
Para santri Ponpes Nurul Jadid menyambut dengan meriah dan sangat antusias kedatangan Menko Airlangga Hartarto. Bahkan ada sebagian yang mengeluarkan teriakan ‘Airlangga Presiden’.
Pada kunjungannya kali ini Menko Airlangga ke Ponpes Nurul Jadid diterima langsung olek Pimpinan Ponpes KH. Mohammad Zuhri Zaini dan Kepala Pesantren KH Abdul Hamid Wahid.
Menko Airlangga Hartarto mengatakan, pertemuan ini hanya merupakan bentuk silahturahmi untuk membicarakan mengenai bentuk pemberdayaan pesantren.
‘’Jumlah Pondok Pesantren di Indonesia itu sangat banyak dan memiliki potensi besar sebagai penggerak perekonpomian,’’ kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya.
Dalam pertemuan tertutup yang dilakukan secara tertutup tersebut, Airlangga dan pengasuh Ponpes Nurul Jadid banyak membicarakan terkait pemberdayaan ekonomi di pesantren.
Pondok Pesantren bisa mengembangkan berbagai jenis usaha seperti Wirausaha dikalangan santri, UMKM, penguatan ekonomi Syariah, dan pengembangan masyarakat.
“Potensi ekonomi dari pesantren sangat besar. Untuk mengembangkan UMKM, penguatan ekonomi syariah, dan pemberdayaan masyarakat. Harus didukung pengembangan ekonomi dari pesantren,” tutur Airlangga Hartarto.
Pada kesempatan tersebut Menko Airlangga juga mengapresiasi dengan adanya Himpunan ekonomi Bisnis Pesantren (Hibitren)
Hibitren sendiri merupakan upaya untuk penguatan ekonomi dari unit usaha yang ada di Ponpes.
Abdul Hamid Wahid yang juga Wakil Ketua Umum Hibitren Pusat mengaku, dengan adanya Hibitren para santri dapat belajar langsung mengenai Wirausaha.
Dengan begitu, para santri nantinya dapat mengaplikasikan konsep wirausaha untuk pemberdayaan masyarakat secara luas.
Di Ponpes Nurul Jadid sendiri terdapat 15 ribu santri. Untuk jenjang pendidikan dari RA sampai perguruan tinggi.
Hamid mengatakan, untuk kegiatan usaha di Ponpes Nurul Jadid sudah berjalan dengan sangat baik.
‘’Santri, mahasiswa, dan pemuda merupakan sasaran yang diharapkan bisa berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian
Peran strategis pesantren mendukung perekonomian syariah harus menjadi prioritas.Sebab, di Probolinggo sendiri secara keseluruhan ada 36 ribu Ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,2 juta.
Sebanyak 12.469 atau 39,7 persen pesantren memiliki potensi ekonomi yang bisa menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan.