Posisi Monoarfa

 

Cu Nuryani

Biarlah Inggris tetap kerajaan, contoh nyata dongeng H.C. Anderson hehe…

 

dabaik kuy

ada perang dulu antara pasukan raja dan pasukan opisisi (perang saudara/ perang sipil) … perang terjadi krn 1. raja menodai agama (menikah dgn non protestan) 2. menaikan pajak 3. berbuat tiran & menyengsarakan rakyat 4. tdk adil pada rakyat pasukan raja kalah… lalu raja diadili… di indo jg skr ada perang saudara… antara pendukung rezim dan oposisi… krn raja indo skr … tiran/otoriter…. naikin pajak…. naikin bbm 30% sekaligus… bikin uu yg merugikan.. janji kampanye tdk ditepati.. rakyat sengsara… tdk adil dalam hukum.. korupsi merajalela .. petani sawit dipaksa jual kebun… buruh hak-hak nya dikebiri dgn uu baru… kroni semena2 dlm memakai fasilitas negara tapi perangnya msh di dunia maya…

 

edi hartono

Jika anda mau tahu rasanya punya raja, tdk perlu sulit2 apply jadi WN Inggris, cukup pindah domisili saja ke Yogyakarta. Rajanya menolak jalan tol melintasi kota, hanya boleh sampai di pinggiran kota saja, agar rakyat nya tdk hanya melihat lalu lintas tol, namun juga merasakan dampak yg lebih besar lagi. Dll, dst. Beda dg Graham Smith yg anti kerajaan, saya malah kepikiran bagaimana kalau Indonesia memiliki raja, untuk menstabilkan situasi politik ketika pemilu, ketika posisi kepala pemerintahan dan parlemen sedang goyah, ketika buzzer kerja keras meruntuhkan kredibilitas pemerintahan. Raja bisa tetap tegak sebagai batas terakhir konstitusi dan penjaga kepercayaan rakyat. Pertanyaannya, lagi2, rajanya siapa? Bisa adil atau tdk? Duh, dari dulu memang susah mencari pemimpin. Hmm, Bagaimana kalau pemimpinnya diserahkan pada AI (artificial intelegence) . Undang2, peraturan, dan hukum disepakati oleh kepala negara dan Parlemen, namun pelaksanaanya diserahkan pada AI. Agar rakyat tdk khawatir dikibuli. Agar kita tdk khawatir dikibuli di peristiwa duren tiga, atau peristiwa bareng2nya koruptor kakap dibebaskan. (Komentar ngelantur sambil siap2 ke sawah, wkwkwk)

 

Al Fazza Artha

Kalau di negeri Indonesia mah mengenalnya bentuk negara itu Republik bukan kerajaan. Tapi ada juga sih yg pengen berkuasa model kerajaan, turun temurun sampe cucunya. Bila perlu sampai cicitnya canggahnya demi melestarikan trah sebagai keluarga pendiri bangsa ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan