JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, steakholder dan kalangan akademisi untuk tercapainya konsensus pada forum G20.
Menurutnya, saat ini dunia dihadapkan dengan berbagai tantangan. Termasuk konflik kepentingan dan geopolitik yang terjadi saat ini.
‘’Jadi kami menginginkan hasil konsensus nanti adalah keputusan yang obyektif dan tidak memihak manapun,’’ jelas Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Minggu, (11/9).
Untuk memperkuat hasil konsensus nanti, Airlangga Hartarto menginginkan keterlinatan para peneliti yang tergabung dalam Engagement Group Think 20 (T20).
Kelompok ini nantinya akan memberikan rekomendasi kepada para pemimpin G20 sebagai bentuk solusi untuk menyelesaikan masalah.
Kelompok ini dibentuk oleh para peneliti dengan hubungan langsung untuk memberikan rekomendasi kepada para pemimpin G20.
Kondisi saat ini masih terlihat Ketegangan geopolitik, tekanan politik, dan representatif asimetris antar kelompok negara.
‘’Ini merupakan faktor yang dapat mendorong pembicaraan antar pemimpin negara ke arah yang tidak diinginkan,’’ ucap Menko Airlangga.
Untuk itu, Ketua Umum Partai Golkar ini mengetakan, keberadaan T20 dapat mengambil bagian untuk memberikan rekomendasi dukungan pada forum G20.
Airlangga Hartarto menilai, saat ini narasi mengenai perkembangan isu global masih didominasi oleh negara-negera maju. Namun, pengeruhnya berdampak luas.
Narasi seputar isu global masih didominasi oleh ‘northern voice’ dari negara maju. Sehingga, perlu adanya perwakilan ‘southern voices’.
Dengan begitu, narasi global yang dibentuk lebih adil dan dapat diterima oleh semua pemerintahan dari semua negara.
Pada forum T20 memiliki posisi strategis untuk memberikan kontribusi pemecah masalah global.
T20 memiliki indepedensi untuk memberikan masukan mengenai agenda apa yang memiliki kepentingan bagi negara-negera di dunia saat ini.
Kebijakan ini nanti menjadi bekal dan masukan bagi para pemimpin negera pada forum G20 secara detail dan lebih mendalam.
Selain itu, T20 nantinya akan memiliki fungsi untuk memberikan ide dan gagasan yang memiliki basis penelitian.
Dengan begitu, T20, pada forum G20 nanti memiliki kualitas dan kapabilitas untuk merumuskan isu-isu kritis dalam bentuk rekomendasi.
‘’Jadi aspek inklusivitas menjadi penting. Terlenbih selamam pandemi Covid-19 terjadi ketimpangan di seluruh negara,’’ pungkas Airlangga Hartarto. (yan).