Beras Manja

Kiat Lenny ini tentu bisa bikin pusing produsen beras porang yang murni. Apalagi harga jualnya 11-12. Padahal dengan pakai tambahan bahan baku beras, harganya harusnya bisa jauh lebih murah.

Dengan harga masih Rp 185.000/kg tentu beras porang Pati ini masih sulit diharap bisa menaikkan konsumsi porang di dalam negeri. Berarti harga porang masih tergantung pada kebaikan pasar Tiongkok.

Maka nasihat ahli dari IPB ini perlu didengar para petani porang. Nama ahli itu: Prof Dr Edi Santosa. “Porang itu tanaman sederhana. Jangan dibuat manja,” kata Edi saat seminar bibit porang pekan lalu. “Kalau tidak dimanjakan, maka harga jual Rp 3.000/kg itu masih ada untung,” tambahnya.

Kata Prof Edi: tanahnya tidak perlu diolah, tanamnya tidak sulit, tidak perlu pemeliharaan, tidak perlu pupuk yang mahal, tumbuh sendiri, pun di tanah kurang subur.

Selama ini petani telah memanjakan porang. Akibatnya, biayanya pun naik. Petani rugi.

Maka berhentilah memanjakan apa pun dan siapa pun. (Dahlan Iskan)

 

 

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Bus Kurnia

No Name

Suara klaksonnya yg benar itu : Telolet telolet atau toilet toilet?

 

Ahmad Zuhri

Saya senang dengan model/tipe orang/pengusaha seperti ini, tidak banyak mengeluh.. cepat adaptasi terhadap perubahan. Gaya hidup masyarakat sudah berubah, tidak mau sengsara lagi dalam menikmati perjalanan jauh.. fasilitas charging hp ini wajib, baterai hp habis dlm perjalanan ini menjadi kekhawatiran terbesar sekarang ini, karena kesempatan selfie/narsis jadi berkurang hehe.. Mungkin ini jg salah satu indikator negara mau maju.. aamiin.

 

Er Gham

Ada cerita dari orang Minang yang sudah tua. Katanya, sebenarnya orang Minang adalah yang tinggal di dataran tinggi Sumatera Barat. Sedangkan orang Padang adalah orang orang yang tinggal di kota kota sepanjang pantai Sumatera Barat. Keahlian orang padang adalah berdagang. Sedangkan orientasi orang minang adalah pendidikan dan menjadi pegawai. Banyak sekolah yang bagus didirikan di dataran tinggi Sumatera Barat ini saat jaman Belanda. Tidak heran banyak tokoh nasional kemerdekaan adalah orang Sumatera Barat. Saya tidak tahu, apakah pernah ada penelitian tentang ini. Tapi satu yang jelas, lelaki dari Sumatera Barat umumnya punya cita cita merantau sejak SMA. Apakah karena mereka tahu bahwa mereka tidak akan mendapat ‘warisan’. Atau karena punya jiwa petualang. Atau keduanya. Sumatera Barat punya kendala dalam pertumbuhan ekonomi karena sebagian penduduknya selalu ingin merantau.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan