Dikatakan Kosasih, bansos Rp600 ribu untuk empat bulan dengan sistem dua kali penyaluran itu dianggap tidak bisa jadi kompensasi atau pemecah masalah atas naiknya harga BBM.
“Logikanya aja, sekarang berarti satu bulan kita dapat Rp150 ribu. Kira-kira emang uang segitu cukup untuk kebutugan selama sebulan?,” katanya.
“Belum yang anaknya ada dua atau tiga, emang cukup sehari contoh aja yang anaknya satu, uang Rp5 ribu dipakai buat makan anak istri, cukup buat apa?,” lanjut Kosasih.
Dia berharap, pemerintah bisa mengevaluasi dan mengkalkulasikan ulang keputusan menaikkan harga BBM serta penyaluran bansos Rp600 ribu untuk empat bulan tersebut.
“Bansos juga selain itu cuman sementara, pembagiannya sering salah sasaran, temen saya banyak yang dari dulu belum pernah dapet bansos,” ucapnya.
“Tarif ojeg juga saya harap bisa segera naik, jangan harga BBM saja yang naik. Harga kebutuhan juga disesuaikan dengan ekonomi rakyat kalangan bawah, cabe mahal, telor mahal, bensin mahal,” pungkas Kosasih.*** (Bas)