Jabarekspres.com – Harga BBM yang naik saat ini masih menjadi polemik di masyarakat tentu akan berimbas pada berbagai sektor.
Tidak hanya biaya transportasi yang akan naik, namun akan membuat bahan-bahan logististik naik imbas dari kenaikan harga BBM.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essental Service Reform (IESR) menurut Fabby Tumiwa.
“Dampaknya adalah pengeluaran bahan bakar masyarakat akan meningkat.”
“Secara langsung, biaya transportasi, logistik (juga) akan meningkat dan (tentunya) akan mendorong kenaikan biaya-biaya lainnya,” jelas Fabby dikutip dari tribunnews.com.
Dampak dari naiknya harga BBM ini nantinya akan membuat pergerakan di sektor lainnya ikut bergejolak seperti terjadinya inflasi, harga kebutuhan pokok naik hingga kemiskinan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda pun memperkirakan bahwa laju inflasi akan bergerak ke angka 8 persen setelah kenaikan harga BBM ini.
“Inflasi kita saat ini berada di level 4.69 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan target pemerintah. Jika harga Pertalite naik menjadi Rp10ribu per liter. Angka inflasi kita bisa di angka 8 persen,” kata Huda saat dihubungi suara.com, Senin (5/9/2022).
Terlebih lanjut sia harga jual Solar juga naik yang artinya harga barang yang diangkut melalui kendaraan berbahan bakar Pertalite dan Solar akan naik. Mulai dari sayuran hingga kebutuhan non esensial.
“Inflasi yang tinggi bisa membuat daya beli masyarakat ikut menurun. Masyarakat jadi tidak mampu untuk membeli barang-barang di Indonesia,” katanya.
Terlebih kata dia untuk masyarakat miskin dan rentan miskin. Mereka merupakan kelompok yang bakal terkena dampak paling signifikan.
“Akhirnya akan melambatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tingkat kemiskinan Indonesia bisa sampai ke level 2 digit,” katanya.
Berikut beberapa harga BBM di Indonesia yang mengalami penyesuaian seperti arahan Jokowi:
- Pertalite dari Rp 7.650 rupiah per liter menjadi Rp 10.000 per liter
- Solar Subsidi dari 5.150 rupiah per liter menjadi Rp 6.800 per liter
- Pertamax Non Subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter