Perbandingan Sikap PDIP Saat Harga BBM Naik di Era SBY dan Jokowi, Dulu Nangis-Nangis

JAKARTA – Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mempertanyakan sikap PDI Perjuangan (PDIP) saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kebijakan harga BBM naik.

Pasalnya, ada yang berbeda sikap PDIP sekarang dibandingkan dengan saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat harga BBM naik.

Kala itu, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu getol mengkritik harga BBM naik.

Bahkan, PDIP sampai turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.

Namun, sekarang berbanding terbalik. Saat Presiden Jokowi menaikkan harga BBM, PDIP justru memilih diam seribu bahasa.

“Sikap dan tindakan PDIP itu berbeda saat SBY menaikkan harga BBM,” kata Jamiluddin kepada Pojoksatu.id, Senin (5/9).

Tak hanya itu, lanjut Jamiluddin, Megawati, Puan Maharani, dan sejumlah elite PDIP mencucurkan air mata saat SBY menaikkan harga BBM.

“Mereka terkesan teramat sedih karena kenaikan harga BBM akan membuat wong cilik semakin terpuruk,” ujarnya.

Kini, kata dosen Universitas Al-Azhar itu mengatakan, tidak ada satu pun tokoh PDIP yang menangis dan demo ke jalan dari PDIP seperti era SBY.

“Mereka ibarat paduan suara, sudah tak terdengar suara lantangnya,” ucapnya.

Karena itu, tambah Jamiluddin, wajar jika masyarakat mempertanyakan air mata Megawati tersebut.

“Jadi, masyarakat menanyakan air mata Megawati saat menentang kenaikan harga BBM di era SBY murni membela wong cilik atau air mata politis?” tuturnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan menaikkan harga tiga jenis bahan bakar minyak (BBM) yakni pertalite, solar, dan pertamax per Sabtu (3/9).

Presiden Joko Widodo beralasan, kenaikan ini tak lepas dari kenaikan harga minyak dunia dan membengkaknya anggaran subsidi dan kompensasi BBM.

“Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia,” kata Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9).

“Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN,” tuturnya.

Jokowi mengungkapkan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi 502,4 triliun.

Angka ini diprediksi masih akan terus mengalami kenaikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan