Hipertensi dan Preeklamsia saat Hamil, Gen Z dan Milenial Dinilai Lebih Berisiko

JABAREKSPRES – Ketika hamil di usia yang lebih tua, risiko seorang wanita mengembangkan gangguan hipertensi seperti preeklamsia lebih besar. Tetapi menurut sebuah penelitian baru, milenium dan Gen Z lebih dari dua kali lebih mungkin mengalami gangguan hipertensi seperti preeklamsia dibanding mereka yang lahir pada 1950-an.

Dilansir USA Today, studi tersebut diterbitkan di Journal American Medical Association pada bulan ini. Tim yang terdiri dari para peneliti di Inggris dan Amerika Serikat, menganalisis data dari file natalitas (kelahiran) dari National Vitals Statistics System. Data tersebut berasal dari akta kelahiran yang diisi oleh para profesional dari 1995 dan 2019.

File-file tersebut mencakup informasi kesehatan bagi mereka yang melahirkan. Dr. Natalie Avella Cameron, instruktur kedokteran di Northwestern University Feinberg School of Medicine mengungkap file tersebut juga memberikan beberapa informasi tentang apa yang terjadi selama kehamilan mereka, termasuk apakah mereka yang melahirkan mengalami hipertensi saat hamil.

Dari studi yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa gangguan hipertensi selama kehamilan lebih umum pada orang hamil yang berusia lebih tua. Tetapi, mereka yang lahir pada 1990-an dan 2000-an memiliki kemungkinan dua kali lipat lebih besar daripada mereka yang lahir pada 1950-an untuk mengalami gangguan hipertensi baru.

Dr Cameron, yang terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa karena kemajuan pengobatan modern, dia terkejut melihat bahwa generasi milenial dan Gen Z dua kali lebih mungkin terkena tekanan hipertensi atau darah tinggi selama kehamilan. Dia juga mencatat bahwa analisis menemukan perbedaan ras dan etnis lintas generasi.

Misalnya, orang kulit hitam non-Hispanik, Indian Amerika, atau Penduduk Asli Alaska adalah yang paling mungkin memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan. Risiko itu tidak berubah selama empat generasi.

Dr Anum Minha, asisten profesor di bidang kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine, mengatakan untuk orang Asia dan Kepulauan Pasifik, peningkatan gangguan hipertensi kehamilan kemungkinan disebabkan oleh adanya peningkatan imigrasi dalam beberapa tahun terakhir dari negara-negara Asia.

“Kita memiliki populasi yang sangat sangat beragam,” ujar Minha yang tidak terlibat dalam penelitian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan