Jabarekspres.com – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkap pendapatnya bahwa poligami dapat cegah HIV/AIDS, benarkah?
Dalam data himpunan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Bandung menemukan terdapat ribuan orang terpapar HIV di Kota Bandung, Jawa Barat.
Seiring meluasnya kabar tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkap pendapatnya yang menuai kontroversi di kalangan warga Jabar.
“Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/ AIDS. Kedua, anak-anak muda banyak juga yang kena,” kata Uu dikutip dalam liputan6.com.
Ia kemudian melanjutkan bahwa solusi untuk mengatasi HIV/AIDS yakni dengan poligami dan nikah muda. Cara tersebut akan menghindari seseorang dari zina.
“Dari pada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau (untuk poligami). Asal siap adil, kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” ujarnya.
Bahkan, Uu mengaku siap untuk mengadakan program nikah massal di Bandung bagi yang belum memiliki cukup biaya. Ia akan bekerjasama dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Kalau perlu, masyarakat ingin nikah tidak ada biaya kenapa tidak, saya akan konsultasi dengan pak gubernur untuk ada program (nikah massal) itu,” Uu menekankan.
Namun menurut spesialis penyakit dalam subspesialis hematologionkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban sebagaimana dikutip dari health.detik.com, menegaskan.
“Pertama kalau tidak hubungan seksual ya nggak tertular. Jadi kalau sama sekali tidak melakukan hubungan seksual tidak akan tertular. Yang kedua, adalah be faithful, setia pada pasangan suami (atau) istri. Hanya satu, itu juga tidak akan terjadi penularan,” ujarnya saat ditemui detikcom di Gedung PB IDI Dr R Soeharto, Jakarta Pusat, Selasa (30/8).
Ia pun menjelaskan mengenai langkah ‘ABCD’ dalam mencegah penularan HIV.
“Jadi ‘abstinensi’ A, B nya ‘be faithful’, C ‘condom’ kalau untuk hubungan seksual yang di luar pernikahan. D-nya adalah ‘Drugs’ atau say no to drug. Jangan katakan sekali-kali pada drug narkotika,” sambungnya.