Antisipasi Penyebaran ODHA, DP3AKB Akan Lakukan Pengetesan kepada Korban Kekerasan Seksual

JabarEkspres.com, BANDUNG – Dalam mengantisipasi terjadinya penambahan kasus HIV/AIDS, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan seperti test HIV/AIDS kepada seluruh korban dari kekerasan Seksual.

Bahkan menurut Kepala UPTD PPA DP3AKB Jabar, Anjar mengungkapkan bahwa pihaknya khawatir dengan adanya kasus saat ini  korban kekerasan seksual akan menjadi pengidap HIV/AIDS atau ODHA

“Karena beberapa kasus yang sempat kita tangani itu ternyata korbannya positif (HIV/AIDS) dan Kami langsung rujuk,” katanya saat dihubungi Jabar Ekspres, Senin (29/8).

Sehingga, agar hal tersebut tidak semakin meluas ia mengaku DP3AKB akan tetap melakukan prosedur yang telah ditetapkan dalam melakukan pendampingan kepada korban kekerasan seksual.

“Meski itu sebetulnya kami tidak secara langsung berkaitan dengan penangangan yang HIV. Tapi karena kami penanganannya kepada korban-korban kekerasan seksual dan perdagangan orang, jadi kami sesuai dengan prosedur dan SOP, kita periksakan untuk HIV nya,” ujarnya

“Jadi kalau memang di kasus tersebut banyak yang menjadi korban kekerasan seksual, kita akan turun untuk penanganan jika dia positif nanti akan kita rujuk untuk mendapatkan penanganan dari layanan kesehatan,” pungkasnya

Sebelumnya, ketua tim pencegahan penyakit menular dan tidak menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa barat, Yudi Komarudin menyebut bahwa kasus HIV/AIDS terbesar berada di Kota Bandung.

Bahkan Yudi menyebut, di Kota Bandung kini telah tercatat sebanyak 410 orang terkena kasus HIV/AIDS. Hal tersebut juga Berdasarkan hasil  uji kepada orang yang berisiko HIV Aids termasuk ibu hamil yakni sebanyak 341.643 terduga.

“Tes ini dilaksanakan dari Januari sampai dengan Juni (2022) kemarin, dari jumlah tersebut, Kota Bandung 410 (kasus) dan ini merupakan yang paling tinggi. Kedua Kabupaten Bogor 365, Kota Bekasi 365, Indramayu 252, dan Kabupaten Bekasi 217 kasus,” ucapnya saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Kamis (25/8) kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan