JABAREKSPRES.COM – Akhir-akhir ini sedang ramai berita tentang aksi sulap seorang pesulap merah, yang membongkar praktek sihir perdukunan.
Pesulap Merah yang memiliki nama asli Marcel Radhival ini, tanpa ragu mengungkap satu persatu aksi yang disebutnya penipuan yang dilakukan seorang yang dianggapnya sebagai dukun.
Hukum dari praktek perdukunan yang menyerupai sihir dan perbedaannya dengan sulap ini, ternyata pernah diulas disebuah blog bernama miraclequranlife pada 2014 silam.
Isi tulisan tersebut sangat menarik dan jelas, semua digambarkan dengan detail. Sehingga pembacanya bisa mengetahui dengan pasti perbedaan dari sihir dan sulap, yang ternyata masih relevan dengan kondisi saat ini.
Berikut isi tulisan tersebut.
Sulap bukanlah sihir yang menggunakan mantra-mantra dan menyekutukan Allah SWT. Tapi sulap adalah sebuah permainan tekhnik dengan menggunakan kecepatan tangan dan trik-trik tertentu yang bertujuan menghibur masyarakat.
Sedangkan Sihir menggunakan mantra-mantra dan bantuan dari Jin maupun Setan.
Menurut para ulama, sihir secara bahasa ialah segala yang lembut dan tidak terlihat sebabnya.
Hal itu karena sihir mempunyai pengaruh yang tersembunyi yang tidak bisa dilihat oleh manusia.
Sihir dengan pengertian ini mencakup perbintangan dan perdukunan.
Sihir adalah perbuatan dosa.
Umat Nabi Muhammad tidak diperkenankan mempelajari ataupun mempraktikkan sihir dalam bentuk apapun.
Di zaman dahulu mungkin ada Nabi Sulaiman yang memang dibantu Allah menundukkan bangsa jin untuk dipekerjakan membangun kerajaannya.
Akan tetapi, itu adalah kekhususan yang diberikan Allah untuk Nabi Sulaiman saja dan tidak kepada siapapun selain beliau.
Tidak ada satupun umat Muhammad yang dihalalkan menjalin kerja sama dengan jin.
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kedurhakaan.”
(QS Al-Jinn: 32)
Perlu digarisbawahi juga bahwa dalam ayat tersebut digunakan kata rahaqan yang diterjemahkan sebagai dosa dan kedurhakaan (itsman wa thughyan, menurut kitab Mufradat al-Qur’an).
Akar kata rahaqan adalah rahiqa yang bermakna mengambil alih, membebani, atau menekan.
Terbukti, kan? Siapapun yang menjalin kerja sama dengan jin pasti akan dikuasai dan ditekan terus-menerus.