Eksistensi Seni Benjang, Tetap Menari di Tengah Perkembangan Era Digital

Disampaikan Ade, alat musik inti yang harus ada dalam pertunjukan seni Benjang yakni bedug, angklung alit atau angklung buncis, kendang, kecrek, jenglong dan terompet.

Cuaca panas tak melunturkan semangat Ade menerangkan seni Benjang, di tengah pemaparannya dia berharap agar pihak pemerintah bisa lebih perhatian dan mendukung pelaku kesenian.

Meskipun diakui Ade, beberapa kali grup seni Benjangnya sempat mendapat bantuan salah satunya dari Pemerintah Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Sementara itu, dukungan terhadap kesenian dan kebudayaan disebut jadi prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekertariat Daerah (Aspemkesra Setda) Kabupaten Bandung, Erick Juriara.

“Salah satu visi terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera),” kata Erick pada Jabar Ekspres belum lama ini.

Salah satu visi misi Bupati Bandung, Dadang Supriatna itu dijelaskan Erick, antara lain yakni upaya meningkatkan kapasitas kemampuan dan nilai-nilai seni budaya melalui tradisi lokal.

“Seperti kita ketahui bahwa Kabupaten Bandung ini memang memiliki potensi budaya,” paparnya.

Dilanjutkannya, rencananya pihak Pemkab Bandung akan mengakomodir seluruh kesenian-kesenian budaya lokal di wilayah untuk agenda tahunan.

“Tentunya kita apresiasi dengan bantuan-bantuan melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah),” ujarnya.

Erick mengaku, sampai saat ini pihak Pemkab Bandung sudah banyak memberikan bantuan kepada para pelaku dan kelompok kesenian melalui APBD serta bantuan hibah.

“APBD 2022 kita ada hibah cukup besar, sekarang sedang menganggarkan APBD murni untuk 2023 (mendatang),” tutup Erick.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan