Positivity Rate Covid-19 di Kota Bandung Tembus Standar WHO

BANDUNG – Kasus aktif COVID-19 di Kota Bandung masih tinggi. Dilansir dari covid19.bandung.go.id pada hari Senin (8/8), total kasus corona di Kota Bandung mencapai 1,071 konfirmasi kasus aktif. Dengan wilayah tertinggi kasus aktif yaitu Kecamatan Arcamanik sebanyak 69 kasus aktif dan disusul oleh Kecamatan Cicendo sebanyak 64 kasus aktif, lalu Lengkong sebanyak 61 kasus aktif.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengungkapkan, positivity rate Kota Bandung saat ini berada di angka 5,48 persen, sedangkan standar WHO berada di angka 5 persen. Kendati demikian, penilaian Kemendagri masih menetapkan Bandung berada di PPKM level satu.

“Kalau lihat indikator, kasus memang tiap hari naik, konfirmasi aktifnya rata-rata di atas seribu. Dari segi penularan ada peningkatan, tapi BOR kita masih relatif bagus sekitar 18.6 persen atau 130 dari 698 TT (tempat tidur),” jelas Anhar saat dihubungi, Selasa (9/8).

“Jadi kapasitas total RS kita di puncak Covid-19 itu bisa mencapai 2.500-an TT, sekarang yang kita siagakan baru 600 sekian. Sebagian yang TT terisi ini bergejala sedang dan gejala beratnya itu hanya 11, gejala sedangnya 111,” sambungnya.

Hal yang harus dikhawatirkan, kata Anhar, pelayanan RS itu membludak seperti kasus Covid-19 Delta lalu. Melihat Bed Occupancy Rate (BOR) yang terbilang aman, Anhar mengaku lega. Namun pihaknya tetap menggencarkan sosialisasi protokol kesehatan. Sebab, proses penularan covid belum berhenti.

Dia menjelaskan, tingkat keganasan virus sudah menurun tapi tingkat euforia masyarakat dalam beraktivitas sangat tinggi dan sudah mendekati normal. Hal Ini menjadi tantangan, karena edukasi sulit diterapkan.

“Apalagi menerapkan aturan melalui sikap tegas. Karena bisa jadi malah jadi kontraproduktif dan bisa jadi viral gak jelas. Prinsipnya kami tetep ingin bilang ke masyarakat, covid belum hilang lho, masih ada. Buktinya angka-angka (data) seperti itu,” imbaunya.

Selain kelalaian masyarakat menerapkan prokes, kasus aktif Covid-19 yang masih tinggi di Kota Bandung ini disebabkan oleh menurunnya antusias masyarakat untuk melakukan vaksin booster. Anhar mengatakan, penerapan vaksin dosis tiga merupakan tantangan karena baru berada di angka 45 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan